Genjot komisi, Bank ANZ gandeng AEON Mall



JAKARTA. PT Bank ANZ Indonesia berupaya menggenjot pendapatan non bunga atau komisi (fee based income) melalui kerjasama cash management dengan sejumlah perusahaan. Salah satunya, Bank ANZ baru saja meneken kerjasama layanan cash management dengan PT AEON Mall Indonesia (AEON Mall) dan G4S.

Kerjasama ini diharap dapat memudahkan tenant AEON Mall menyetorkan uang tunai di mesin deposit setiap saat. Nantinya sistem keuangan ini akan diimplementasikan di cabang AEON Mall di kawasan Cakung, Jakarta Timur yang beroperasi pada kuartal II 2017 mendatang.

Head of International and FI, Transaction Banking ANZ John Campbell optimistis, lewat kerjasama ini juga akan membantu efisiensi perusahaan. Pasalnya, cash collection dapat dilakukan tanpa adanya kantor cabang secara fisik. "Dengan kerja sama ini tentu akan lebih efisien bagi kedua belah pihak, karena branchless," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/2).


Sementara dari segi bisnis, John menyebut, lewat kerjasama ini pihaknya yakin dapat menggenjot pendapatan komisi. Pasalnya, bank asal Australia ini mencatatkan penurunan pendapatan non bunga (komisi) pada 2016 lalu. "Untuk di Asia terutama indonesia, pendapatan non bunga mengalami penurunan, tahun ini pun juga perkiraannya sedikit mengalami perlambatan," ujarnya.

Dalam waktu dekat, Bank ANZ juga akan menjalin kerjasama dengan perusahaan ritel lain terutama perusahaan berkelas internasional yang memiliki pasar di Asia. "Kami akan fokus kerjasama dengan perusahaan multinasional, meski begitu kami membuka peluang bagi perusahaan asal Indonesia yang ingin mengembangkan pasar ke negara lain," papar John.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2016, Bank ANZ Indonesia mencatat penyaluran kredit Rp 20,69 triliun. Angka tersebut turun 22,84% secara year on year (yoy) dibanding pencapaian akhir 2015. Selain itu, perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga turun 23,31% dari Rp 27,23 triliun di akhir 2015 menjadi Rp 20,88 triliun pada akhir tahun lalu.

Meski begitu, pendapatan bunga (bersih) tercatat tumbuh tipis 1,04% yoy menjadi Rp 2,22 triliun per Desember 2016. Selain itu, laba operasional (bersih) tumbuh signifikan sebesar 37,52% yoy menjadi Rp 582,79 miliar. Sementara, laba bersih naik 23,44% yoy menjadi Rp 373,74 per akhir tahun lalu.

"Strategi kita untuk meningkatkan kinerja adalah mengembangkan bisnis ke Asia dan tentunya pasar Indonesia memiliki banyak potensi," kata John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini