KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pemulihan ekonomi, perbankan siap melakukan ekspansi bisnis tahun depan. Demi menunjang rencana tersebut, sejumlah bank berencana menerbitkan surat utang di 2022. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya, berencana menerbitkan sukuk hijau pada semester I 2022. Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, bank membidik dana Rp 1 triliun dari penerbitan sukuk tersebut. "Nantinya, dana untuk ekspansi bisnis dalam hal pembiayaan hijau atau berkelanjutan," kata Pandji, Kamis (30/12).
Sebelumnya, CIMB Niaga Syariah sudah berencana menerbitkan sukuk pada tahun lalu. Namun tertunda akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, penerbitan sukuk tahun depan dinilai waktu yang tepat seiring pemulihan ekonomi Tak mau kalah, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) akan menerbitkan obligasi subordinasi sebagai modal tier-2 atau modal tambahan. Tahun ini, bank telah melakukan penawaran umum berkelanjutan dengan total emisi sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun untuk jangka waktu dua tahun.
Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Terkait Batas Maksimum Penyaluran Dana Bank Syariah Pada Juli 2021, bank milik pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten ini telah menerbitkan obligasi subordinasi Rp 1 triliun. Sehingga, masih ada sisa Rp 1 triliun obligasi subordinasi yang akan diterbitkan tahun depan. "Untuk waktu penerbitannya, kami tentu akan memperhatikan perkembangan kondisi pasar, namun kami perkirakan di semester pertama 2022," Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi. Rencananya, dana tersebut untuk mendukung ekspansi kredit tahun depan. Diketahui, BJB membidik kredit tumbuh di kisaran 9% - 10% karena mempertimbangkan kondisi ekonomi dan konsumsi yang mulai pulih. Selain itu, pertumbuhan kredit BJB diperkirakan masih akan banyak ditopang segmen konsumer seiring mulai pulihnya tingkat konsumsi. Selanjutnya juga didorong oleh segmen wholesales karena kegiatan usaha sudah mulai pulih. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggalang dana dari pasar modal dengan menerbitkan efek beragun aset (EBA) dan obligasi pada tahun depan. Langkah ini untuk menopang target bisnis tahun depan, terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian di Indonesia. Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, setiap tahun BTN aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif pada tahun ini membuat bank menggeser opsi tersebut pada tahun depan. Tidak hanya itu, Bank BTN juga akan menyasar nasabah ritel pada tahun depan. Pasalnya, BTN melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham.
"Kami akan melanjutkan proses sekuritisasi pada kuartal pertama di 2022. Kami akan menyasar tidak hanya nasabah institusional, tapi juga nasabah ritel yang mulai berinvestasi di EBA ritel," kata Nofry. Untuk obligasi, Nofry menuturkan, pihaknya masih akan memantau arah pergerakan suku bunga acuan. BTN akan melakukan penerbitan obligasi sebelum bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
Baca Juga: OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Membaik Jelang Tutup Tahun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat