Genjot kredit, Bukopin rigth issue Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan menerbitkan saham baru atau right issue sebanyak 2,051 miliar saham. Penerbitan saham tersebut menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Harga saham biasa kelas B yang akan ditawarkan per sahamnya senilai Rp 520 per saham. Sehingga target dana yang diperoleh mencapai Rp 1,06 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk keperluan ekspansi kredit tahun ini.

"Target pertumbuhan kredit kita tahun ini sebesar 20% dari tahun lalu," ujar Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin Tri Joko Prihantodi Jakarta, Senin (24/1). Sepanjang tahun lalu, diperkirakan kredit Bukopin tumbuh sekitar 15% hingga 20% dibandingkan tahun sebelumnya.


Adapun perincian penggunaan dana rights issue itu sebesar 62% akan digunakan untuk pengembangan bisnis usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi perseroan. Sedangkan 28% akan dipakai untuk mengembangkan bisnisnya di sektor komersial dan sekitar 10% akan digunakan untuk mendongkrak sektor konsumer.

Penawaran saham baru itu, kata Tri akan dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri. "Kita akan menjaring investor-investor di regional," paparnya. Sejumlah negara regional yang akan disambangi adalah Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Tri masih enggan berapa porsi masing-masing untuk investor lokal dan luar negeri, namun, menurut dia, bagian investor lokal akan lebih besar dibanding asing.

Tiga pemegang saham penjual, yaitu Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo), Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog dan Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI (Kopkaindo) tidak akan menggunakan hak mengeksekusi rights issue BBKP itu.

Total saham yang menjadi hak para pemegang saham BBKP itu sebanyak 1,19 miliar saham. Para pemegang saham penjualan itu akan menjualnya melalui PT CIMB Securities Indonesia yang akan dilaksanakan melalui transaksi di bursa efek Indonesia (BEI) pada hari yang sama ketika rights issue dilakukan.

Kendati demikian, Bukopin masih harus mendapatkan persetujuan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan Rabu (26/1) esok. Jika disetujui, maka pencatatan saham baru itu akan dilakukan pada 10 Februari 2011 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: