KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (
BNII) berencana merilis obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2022 senilai Rp 1 triliun. Surat utang ini merupakan bagian dari obligasi ini akan terdiri dari tiga seri yakni seri A yang bakal jatuh tempo pada 18 Juli 2023, seri B pada 8 Juli 2025, dan seri C pada 8 Juli 2027. “Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk meningkatkan aset produktif dalam rangka pengembangan usaha perseroan, yakni penyaluran kredit,” mengutip Prospektus Maybank di Harian Kontan pada Kamis (16/6).
Berikut jadwal penerbitan obligasi Maybank: Masa penawaran awal : 16-23 Juni 2022 Perkiraan tanggal efektif : 30 Juni 2022 Perkiraan masa penawaran umum: 4-5 Juli 2022 Perkiraan tanggal penjatahan : 6 Juli 2022 Perkiraan tanggal distribusi obligasi secara elektronik: 8 Juli 2022 Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan: 8 Juli 2022 Perkiraan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia: 11 Juli 2022
Baca Juga: Maybank Indonesia (BNII) Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Rp 637,26 Miliar Asal tahu saja, PT Bank Maybank Indonesia Tbk tercatat membukukan laba bersih secara konsolidasi atau laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 388,2 miliar di tiga bulan pertama 2022. Capaian tersebut tumbuh 2,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Bahkan secara
bank only, kinerja Maybank masih kontraksi 6,3% yoy di kuartal I-2022 menjadi Rp 264,7 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Maybank yang dipublikasikan pada Kamis (28/4), kinerja perseroan belum menggembirakan karena pendapatan bunga bersih secara konsolidasi juga stabil di Rp 1,74 triliun. Lalu pendapatan komisi/fee dan administrasi juga turun dari Rp 261,3 miliar di triwulan pertama tahun lalu menjadi Rp 203,4 miliar.
Meski pendapatan bunga bersih menurun, margin bunga bersih atau
Net Interest Margin (NIM) naik 45 basis poin menjadi 4,8% di kuartal pertama 2022, didukung biaya dana (
cost of fund) yang rendah dan pertumbuhan CASA yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto