Genjot produksi, Frisian Flag bangun kemitraan



BANDUNG. PT Frisian Flag Indonesia (FFI) membutuhkan banyak bahan baku susu segar. Makanya produsen olahan susu ini akan mengembangkan kawasan Lembang dan Pangalengan. Harapannya kuantitas dan kualitas produksi susu di kedua kawasan tersebut meningkat.

Andrew F. Saputro, Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia mengatakan kebutuhan susu Frisian Flag mencapai 500 ton per hari. Sedangkan pasokan susu Frisian Flag dari Pangalengan dan Lembang per harinya mencapai 150 ton. "Kita harapkan dengan program kemitraan bisa menaikan volume produksi susu," ujar Andrew kepada KONTAN, Rabu (3/7). Sayang ia tak merinci berapa besar penambahan volume produksi susu.

Adapun nilai investasi untuk pengembangan program kawasan Lembang dan Pangalengan mencapai Rp 130 miliar. Program ini akan berlangsung selama empat tahun mulai dari 2013 sampai 2017. Sumber dananya berasal dari patungan antara Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang dengan FFI senilai Rp 78 miliar. Sisanya sebesar Rp 52 miliar merupakan dana hibah dari pemerintah Belanda sebagai negara asal FFI.


Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai macam, seperti pembangunan milk collection point (MCP) atau tempat pengumpul susu dari peternak dengan manajemen yang baik di Pangalengan. Sedangkan di Lembang akan dibangun desa susu percontohan agar meningkatkan produktivitas usaha peternakan sapi perah.

Selain kenaikan produksi, Marco Spits, Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia mengklaim, program ini juga diharapkan bisa mengerek harga jual susu peternak. Sebagai gambaran, kini harga susu di tingkat peternak Lembang dan Pangalengan berkisar Rp 3.500 hingga Rp 3.800 per liter tergantung kualitas dengan kapasitas rata-rata 11 liter susu per hari per ekor.

Koesmayadi, Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat mengatakan produktivitas susu peternak di kedua wilayah tersebut masih rendah. Idealnya, kapasitas susu per hari per ekor harusnya di level 20 liter. "Sekarang di Jawa Barat baru 10% peternak yang menyanggupi angka ideal tersebut," ujarnya.

Koesmayadi berharap langkah ini bisa menggenjot produksi susu Jawa Barat meningkat hingga 40%. Dus, ketergantungan terhadap impor susu akan berkurang. Pada 2012 kapasitas produksi industri susu Jawa Barat sebesar 211.889 ton. Saat ini peternak kewalahan untuk memenuhi permintaan bahan baku susu. "Karena mulai banyak industri pengolahan susu baru bermunculan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie