Genjot produksi garam, KKP gelar Pugar di 7 kota



JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong program swasembada garam nasional. Caranya dengan memperkuat basis produksi garam rakyat. Untuk itu, KKP melalui Program Peningkatan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) mengucurkan bantuan Rp 8,7 milyar untuk peningkatan produksi garam rakyat di Provinsi Jawa tengah. "Sentra produksi garam di Kabupaten Pati, Rembang, Brebes dan Jepara diproyeksikan mampu mendukung swasembada garam khususnya di Jawa Tengah", kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, dalam keterangan resmi, Minggu, (16/3). Sharif menjelaskan, untuk mendukung program swasembada garam nasional, KKP telah menetapkan 7 lokasi sebagai sentra PUGAR. Antara lain kabupaten Cirebon, Indramayu, Rembang, Pati, Pamekasan, Sampang dan Sumenep.

Selain itu, KKP juga telah menetapkan 33 Kabupaten/Kota penyangga PUGAR yaitu Karangasem, Buleleng, Bima, Sumbawa, Kota Bima, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Nagekeo, Ende, Timor Tengah Utara, Kupang, Alor, Sumba Timur, Manggarai, Kota Palu, Jeneponto, Pangkep dan Takalar. Adapun kebutuhan garam konsumsi nasional mencapai 1,5 juta ton per tahun. Sedangkan garam industri sebesar 2 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sejak tahun 2011, KKP melaksanakan program PUGAR di 40 Kabupaten/Kota dan tahun 2014 diperluas menjadi 43 Kabupaten/Kota. Hasil PUGAR mulai meningkatkan produksi garam nasional. Tercatat, total persediaan garam nasional 2013 sebanyak 1.345.000 ton, dikurangi kebutuhan garam semester II/2013 sebanyak 740.000 ton, sehingga masih ada surplus produksi garam 2013 sebesar 605.400 ton. Sedangkan target produksi garam tahun 2014 sebesar 3,3 juta ton dari target lahan sekitar 26.700 hektar. Untuk produksi garam  berdasarkan provinsi tahun 2013, menunjukkan bahwa Jawa Timur masih memberikan kontribusi produksi garam terbesar di Indonesia, yakni  sebesar 47%. Sedangkan provinsi  Jawa Tengah memberi kontribusi sebesar 30%,dan Jawa Barat 10%.  Provinsi lain seperti NTB di posisi 4 sebesar 9%, provinsi Bali berkontribusi sebesar 0,17% dari produksi nasional sertaNTT memproduksi  garam dibawah 1%. Ke depan, produksi garam nasional masih dapat terus ditingkatkan. Sebab potensi garam Indonesia sangat besar dengan 104 ribu kilometer garis pantai dan 5,8 juta kilometer persegi laut. Selain itu, iklim tropis dengan musim kemarau efektif rata-rata 5-6 bulan. “Kami yakin swasembada garam konsumsi dapat terus dipertahankan bahkan dengan teknologi ketergantungan akan garam industri juga dapat terus kita kurangi," pungkas Sharif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan