Genjot produksi, Pertamina EP giatkan eksploitasi lapangan tua



JAKARTA. Pertamina EP gencar melakukan eksplorasi dan eksploitasi guna mempertahankan pertumbuhan produksi minyak dan gas bumi. Tidak hanya sumur baru, Pertamina EP juga akan terus menggenjot produksi di sumur-sumur tua.Di antara sumur tua yang akan digenjot produksinya adalah sumur PMB-21 di Prabumulih, Sumatera Selatan. Kegiatan pengeboran di sumur ini akan dilakukan oleh Pertamina EP Region Sumatera. Presiden Direktur Pertamina EP, Salis S Aprilian mengatakan, tahun ini perusahaannya berencana melakukan pengeboran eksploitasi terhadap 48 sumur dan 19 sumur kerja ulang di wilayah Region Sumatera."Angka tersebut merupakan bagian dari keseluruhan rencana kerja Pertamina EP pada tahun 2011 yang terdiri dari pengeboran eksploitasi sebanyak 155 sumur dan 72 sumur kerja ulang pindah lapisan (KUPL)," ujar Salis, Senin (14/3).Salis optimistis, target operasi dan produksi tahun 2011 akan tercapai apabila Pertamina EP mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholdes, antara lain terkait proses perizinan, pembebasan lahan untuk kegiatan pengeboran, kepastian izin survei seismik, serta isu keamanan fasilitas produksi Pertamina EP. "Kegiatan Hulu Migas menjadi titik fokus strategis dilihat dari nilai pentingnya dalam menjamin sumber energi demi kelangsungan bisnis dan kepentingan nasional," kata dia.Target laba bersih Pertamina di sektor Hulu pada tahun 2011 sebesar Rp 19,7 triliun diharapkan bisa dicapai, dan sekitar dua pertiganya ditargetkan dari Pertamina EP.Kegiatan Pertamina EP di Region Sumatera berada di empat lapangan yakni Rantau (Nanggroe Aceh Darussalam), Pangkalan Susu (Sumatera Utara), Pendopo dan Prabumulih (Sumatera Selatan). Lebih lanjut Salis menegaskan bahwa untuk mendukung upaya peningkatan produksi migas di wilayah Sumatera, Pertamina EP juga diperkuat dengan operasi di lima Unit Bisnis EP (UBEP) ADERA, Limau, dan Ramba di Sumatera Selatan, UBEP Lirik di Riau, dan UBEP Jambi di Jambi serta 16 Technical Assistance Contract (TAC) dan 8 Kerja Sama Operasi (KSO).Kepala Dinas Kelembagaan dan Humas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), I Gede Pradnyana mengungkapkan, sumur-sumur tua di Indonesia cukup banyak. Meski produksi sumur tua tidak terlalu signifikan, jika diakumulasikan jumlahnya bisa menaikkan produksi minyak."Sumur-sumur tua di Indonesia jumlahnya mencapai 10.000 sumur. Kalo persumur produksi satu hingga dua barel maka cukup besar kan," kata Gede.Menurut Gede, sumur-sumur tua di Indonesia paling banyak dimiliki oleh Pertamina EP. Menurutnya, nilai keekonomian mengembangkan sumur-sumur tua itu masih kompetitif. Pasalnya, biaya investasi untuk mengembangkan sumur tua tidak sebanyak sumur baru."Sumur tua lebih konvensional. Mereka tidak ada biaya capex, karena diitung sebagai biaya angkut maka hitungannya opex. Kalau biayanya itu sekitar US$ 25 hingga US$ 30," kata Gede.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Havid Vebri