Genjot Produksi, PTBA Berniat Akuisisi Dua Perusahaan Tambang



JAKARTA. Untuk menggenjot produksinya, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berniat melakukan akuisisi dua perusahaan tambang di tahun ini. Kedua perusahaan tambang itu berlokasi di Kalimantan.

Direktur Utama PTBA Sukrisno mengatakan, saat ini sudah ada satu perusahaan tambang yang dalam tahap negosiasi dengan PTBA. Perusahaan batubara itu memiliki areal tambang di kalimantan Timur. "Kami berharap bisa kelar dalam waktu dekat. Tapi semuanya tergantung kesepakatan," ujarnya ke KONTAN, Senin (12/1).

Perusahaan tambang itu lolos seleksi setelah melewati proses uji tuntas atau due dilligence oleh PTBA. Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PTBA Eko Budhiwijayanto bilang, PTBA melakukan uji tuntas terhadap sekitar tiga sampai lima perusahaan tambang batubara. Jika negosiasi berlangsung mulus, proses akuisisi perusahaan tambang yang lolos due dilligence itu bisa tuntas Januari ini.


Ini berarti, PTBA tinggal mencari satu perusahaan tambang batubara lagi untuk diambil alih. Menurut Sukrisno, akuisisi dua perusahaan tambang tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi batubara PTBA. Saat ini, produksi batubara PTBA masih sebanyak 10,5 juta ton per tahun.

Untuk proses akuisisi dua perusahaan tambang batubara dan kebutuhan belanja modal lainnya, PTBA menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun di tahun ini. Semua dananya tersebut berasal dari kas internal PTBA. Maklum, kas internal PTBA terbilang gendut. Hingga Desember 2008 saja, PTBA memiliki kas internal lebih dari Rp 3 triliun. "Untuk akuisisi, kami tidak memiliki rencana untuk mencari pinjaman," kata Sukrisno.

Sebelumnya, PTBA baru saja menuntaskan akuisisi 51% saham PT International Prima Coal pada akhir tahun lalu. Nilai akuisisi tambang yang terletak di Kalimantan Timur itu mencapai US$ 17,85 juta atau sekitar Rp 164,22 miliar. International Prima menghasilkan batubara dengan kandungan 4.800-6.000 kilo kalori (kkal) per kilogram. PTBA memang selektif dalam mengakuisisi tambang batubara. PTBA hanya mau membeli ladang batubara yang berkalori 5.500-6.300 kkal per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie