Genjot Produksi TBS dan CPO, Austindo Nusantara (ANJT) Siapkan Capex US$ 36,8 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan kenaikan produksi baik dari Tandan Buah Segar (TBS) maupun CPO. Untuk mendukung target produksi tersebut, tahun ini ANJ telah menganggarkan belanja modal sebesar US$ 36,8 juta. 

Sebagian besar belanja modal ini dialokasikan untuk mendanai beberapa program yang mendukung peningkatan produktivitas perusahaan. Misalnya program penanaman kembali (replanting) di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I,kompensasi lahan di perkebunan ANJ di Sumatra Selatan, laterisasi jalan, perumahan karyawan dan pembangkit listrik untuk pabrik di perkebunan Papua Barat Daya, proyek peninggian dan penguatan tanggul sungai di perkebunan Sumatra Utara II, serta fasilitas pengomposan di Sumatra Utara I yang akan menjadi pabrik kompos keempat milik ANJ.

Nopri Pitoy, Direktur Keuangan ANJ mengatakan perseroan berupaya akan menggenjot Perseroan memproyeksikan produksi TBS akan meningkat sebesar 6% dibandingkan tahun 2023. Target peningkatan ini akan didukung oleh peningkatan produksi dari kebun muda kami di Papua Barat Daya, serta tanaman hasil replanting yang sudah memasuki usia menghasilkan. 


"Kami juga berharap volume pembelian TBS luar akan meningkat dan mampu mencapai volume produksi CPO di atas 300.000 mt di tahun ini," kata Nopri kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4). 

Baca Juga: Dikabarkan Bakal Dilepas Pengendali, Begini Klarifikasi Austindo (ANJT)

ANJT juga melanjutkan inisiatif untuk memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang telah dijalankan sejak tahun 2012 dengan mengintegrasikan praktik ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target nol emisi karbon (net zero emissions) pada tahun 2030. 

"Tahun ini, komitmen kami terhadap praktik perkebunan berkelanjutan dan pencapaian ambisi ESG terus berlanjut. Inovasi-inovasi dalam praktik agronomi seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination akan terus kami jalankan," lanjut Nopri. 

Asal tahu saja, ANJT mencatatkan total pendapatan sebesar US$ 236,5 juta di tahun 2023 atau turun 12,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya harga jual rata-rata (HJR) untuk CPO, PK dan PKO serta penurunan volume penjualan PK. HJR CPO turun 12,9% menjadi US$ 731 per metrik ton dibandingkan US$ 840 per metrik ton pada tahun lalu. Selain itu, HJR PK juga turun 36,0% menjadi US$ 358 per metrik ton dan HJR PKO turun 33,1% menjadi US$ 734 per mt di tahun 2023

Laba bersih ANJ juga turun menjadi US$ 1,9 juta pada tahun 2023 dari sebelumnya US$ 21,2 juta pada tahun 2022. Penurunan tersebut disebabkan oleh HJR yang lebih rendah, ditambah dengan peningkatan biaya depresiasi dan bunga pada tahun 2023. 

Baca Juga: Ini Faktor Pendorong Kenaikan Produksi TBS Austindo Nusantara (ANJT)

Nopri Pitoy, menambahkan meski alami penurunan kinerja, ANJ mencatatkan kinerja produksi yang positif dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 4,8% menjadi 881.051 mt di tahun 2023 dibandingkan tahun lalu sebesar 840.581 mt.

Peningkatan produksi tersebut terutama dikontribusi oleh perkebunan di Pulau Belitung sebesar 254.579 mt, yang didorong oleh produktivitas yang tinggi dari tanaman-tanaman kelapa sawit muda hasil penanaman kembali (replanting). 

Lebih lanjut, perkebunan muda di Papua Barat Daya menghasilkan total produksi TBS sebesar 120.445 mt, meningkat 7,2% dibandingkan produksi TBS pada tahun lalu. Peningkatan produksi ini sejalan dengan tren peningkatan produksi dari tanaman muda yang baru menghasilkan serta perbaikan akses jalan dan infrastruktur.

Dengan peningkatan produksi TBS tersebut mendorong pertumbuhan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 2,9% menjadi 283.659 mt. ANJ juga mencatatkan peningkatan produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 38,7% menjadi 1.459 mt di tahun 2023, yang berasal dari pabrik pengolahan kami di Papua Barat Daya. 

Baca Juga: Laba Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Anjlok Tahun Lalu, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sementara itu, produksi Palm Kernel (PK) mengalami penurunan menjadi 52.432 mt pada tahun 2023 yang disebabkan oleh sifat genetik dari kelapa sawit yang baru ditanam menghasilkan inti sawit atau PK yang lebih kecil.

"Seiring pertumbuhan produksi TBS dan CPO yang positif, ANJ berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan CPO sebesar 4,9% menjadi 288.941 mt dibandingkan capaian penjualan tahun 2022 sebesar 275.320 mt," katanya. 

 ANJ juga berhasil menjual sebanyak 1.049 mt PKO atau meningkat 13,1% secara tahunan. Namun, volume penjualan PK mengalami penurunan sebesar 4,4%, sejalan dengan penurunan produksi PK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati