JAKARTA. Prospek bisnis perbankan di Indonesia benar-benar masih gempal di tengah krisis global. Patut bank-bank asing semakin giat mengeduk untung di negeri ini. Salah satu pemain asing yang telah mencicipinya adalah Bank DBS Indonesia. Bahkan, bank yang 99% sahamnya dipegang oleh investor asal Singapura, DBS Bank Ltd, itu kini berambisi masuk ke dalam jajaran 10 bank besar di Indonesia. "Target ini kemungkinan bisa tercapai dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun ke depan," ujar Presiden Direktur DBS Indonesia Hendra Gunawan. Strategi yang mereka pilih untuk mencapai ambisi tersebut adalah memilih masuk ke pasar usaha kecil dan menengah (UKM) dan ritel. Menurut Hendra, kedua sektor itu hingga kini masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Mengutip hasil analisis salah satu perusahaan riset, Hendra bilang, sektor UKM di Indonesia saat ini baru menyerap sekitar 25% sampai 30% total kredit perbankan. Walhasil, potensi bank yang mulai beroperasi sejak tahun 1997 ini untuk menggarap pasar ini masih luas. Agar tujuan itu tercapai, DBS akan memperkuat sistem teknologi informasi dan sumber daya manusianya. "Saat ini, kami sudah memiliki manajemen trainee sendiri," imbuh Komisaris DBS Indonesia Bernard Tan, bangga. Untuk memperluas mengerek jangkauan pasar, DBS bersiap memperbesar basis nasabah dengan menggenjot pertumbuhan organik melalui pembukaan kantor cabang yang kini baru 40 cabang. "Ke depan kami akan tambah hingga 100 cabang," kata dia. Tak tertutup kemungkinan, bank ini mengakuisisi bank lain agar cepat mengembang.