Genjot vaksinasi dan faskes guna cegah kasus Covid-19 meledak di luar Jawa-Bali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau jumlah kasus harian mulai melandai, perang melawan pandemi Covid-19 di Indonesia belum usai. Tak hanya di Pulau Jawa dan Bali, kesiapsiagaan di luar wilayah tersebut tak boleh kendor. Hal ini penting untuk mencegah lonjakan kasus di luar Jawa-Bali.

Dokter Residen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr. Caesar Givani mengingatkan, deteksi dini serta pelaksanaan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) mesti semakin digencarkan.

Berbagai program yang mampu menurunkan penyebaran virus di Jawa-Bali seperti pembatasan mobilitas masyarakat bisa diterapkan dengan memperhatikan kondisi daerah setempat. Sejalan dengan upaya tersebut, program vaksinasi Covid-19 juga mesti dipercepat dan diperluas hingga ke daerah di luar Jawa-Bali. 


"Bisa berkaca dari hasil positif PPKM Jawa Bali dalam meredam penyebaran infeksi Covid-19. Kecepatan melakukan vaksinasi juga menjadi kunci dalam pencegahan ledakan kasus," ujar Caesar saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/8).

Baca Juga: Turun lagi, zona merah corona di Indonesia per 15 Agustus 131 titik, ini wilayahnya

Dihubungi terpisah, Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menekankan pentingnya persiapan dari sisi fasilitas kesehatan (faskes), obat-obatan, serta keperluan vital lainnya seperti oksigen. 

Memperhatikan kondisi geografis, jumlah faskes dan ketersediaan obat di Luar Jawa, Hasbullah menyarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) bisa bergerak cepat mengantisipasi lonjakan kasus. Termasuk dengan menyiapkan tempat untuk isolasi mandiri (isoman).

Pemda diminta menyiapkan ruang asrama, hotel atau tempat apa pun yang bisa dipakai untuk isoman. Berserta persiapan dokter, tenaga kesehatan dan relawan agar pasien isoman bisa terpantau.

"Kalau itu nggak siap, lalu isoman di rumah masing-masing, khawatir tak terkontrol. Tingginya angka kematian harus dicegah. Yang penting Pemda siapkan dana, jangan telat gara-gara urusan administrasi dan birokrasi," tegas Hasbullah.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Mulai Rp 450 ribuan, ini perincian harga tes swab PCR terbaru di DKI Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari