KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Investasi di sektor panas bumi mulai bergairah tahun ini, meski pada tahun-tahun sebelumnya masih cukup landai. Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi PT Geo Dipa Ilen Kardani menyampaikan, sebenarnya ragam insentif fiskal yang diberikan pemerintah sudah cukup menarik bagi investor agar mau berinvestasi bidang panas bumi di Indonesia. Untuk diketahui, saat ini pemerintah telah memberikan berbagai insentif fiskal untuk mendukung pengembangan panas bumi. Diantaranya, insentif pembebasan pajak penghasilan (PPh) badan atau tax holiday, pembebasan bea masuk, pembebasan pajak bumi dan bangunan (PBB) selama masa eksplorasi.
Baca Juga: Geo Dipa Targetkan Bauran Energi Geothermal Capai 10% dalam 2 Tahun ke Depan Ia menyebut, investasi di sektor panas bumi mulai bergairah pada tahun ini. Sehingga ragam insentif fiskal yang disediakan pemerintah perlu segera direalisasikan. Ia mengaku, pemerintah sudah menerima beberapa komitmen investasi di sektor panas bumi. “Kami pun di proyek Dieng saja, itu proyek yang akan diluncurkan di 5-10 tahun ke depan itu sudah banyak yang menawar sebagai investor, sudah banyak yang mau kerjasama untuk mengembangkan energi geothermal di sana dan kita harus mengatur,” tutur Ilen dalam media briefing, Kamis (7/11). Ilen menyebut, sudah ada banyak investor yang menawar untuk berinvestasi di beberapa unit proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha Dieng dan Patuha. Bahkan investasi ini diperkirakan terus meningkat dalam satu dekade mendatang. Hal ini juga didukung karena PLTP di Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat, dengan kapasitas yang sudah terpasang yakni sebesar 2,3 Gigawatt (GW) yang juga ada di posisi kedua di dunia. “Ini kita sudah banyak yang menawar, sudah banyak yang ingin bekerja sama mengembangkan geothermal di sana,” ungkapnya.
Baca Juga: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Tegaskan Keberlanjutan di PertaminaInvestorDay2024 Lebih lanjut, Ilen juga menyampaikan, PT Geo Dipa Energi memasang target bauran energi geothermal atau panas bumi sebesar 10% dalam dua tahun ke depan atau menjadi 260 gigawatt (GW). Dengan target tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang geothermal ini ingin menggenjot energi listrik yang lebih ramah lingkungan. Geothermal merupakan sumber energi yang berasal dari panas alamiah di dalam bumi. Adapun saat ini bauran energi PT Geo Dipa Energi hanya mencapai 120 GW, dari 2.300 GW total di Indonesia. “Dua tahun ke depan kita akan memiliki 260 GW, sehingga status kita naik menuju ke-10% bauran energi untuk geothermal,” ungkapnya. Ilen membeberkan, peningkatan target tersebut juga sejalan dengan sudah banyaknya investor yang menawarkan pembangunan geothermal. Rata-rata investor tertarik karena mereka juga fokus pada pentingnya pembangunan energi hijau. “Hampir setiap bulan kita menerima tawaran kerja sama untuk pengembangan geothermal, mengapa? Dunia sekarang didorong sedang ke arah
green energy,” ungkapnya. Ia menambahkan, investor yang dulunya hanya fokus pada energi fosil, saat ini sudah banyak yang beralih ke energi hijau.
Baca Juga: Harga Listrik Terlalu Murah, Lapangan Panas Bumi Tidak Bisa Tambah Kapasitas Ilen membeberkan saat ini pihaknya sudah mendapatkan komitmen pendanaan untuk pengembangan di Dieng unit III dan IV. Di samping itu, PT Geo Dipa Energi juga akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pengembangan Dieng unit VI dan VII. “Untungnya kita sudah berada zona
green energy, yang lain masih di sini (fosil), kita sudah di
green, sehingga kita menjadi tujuan investasi untuk
green energy. Karena nanti ke depan, kalau Indonesia memberlakukan
carbon tax, itu
green energy akan menjadi lebih bergairah sekali,” tambahnya.
Meski begitu, untuk memproses datangnya investor tersebut, masih diperlukan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai. Ia juga menekankan, Indonesia tidak kekurangan investor yang berminat untuk berinvestasi di sektor energi ramah lingkungan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi