Geopolitik Dan Perlambatan Ekonomi Tekan Nilai Tukar Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (4/3). Di pasar spot, rupiah melemah 0,24% ke Rp 15.742 per dolar Amerika Serikat (AS) dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,17% ke Rp 15.723 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Israel-Hamas dan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah membuat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global akan meredup.

Dalam beberapa komentar paling keras yang dilontarkan pemimpin senior AS, Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Minggu menuntut kelompok militan Palestina Hamas menyetujui gencatan senjata segera selama enam minggu sambil dengan tegas mendesak Israel berbuat lebih banyak guna meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza.


Fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls untuk bulan Februari yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Ini mengingat kekuatan pasar tenaga kerja juga merupakan salah satu pertimbangan utama The Fed untuk menyesuaikan suku bunga," tulisnya dalam riset, Senin (4/3).

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah, Intip Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Selasa (5/3)

Selain itu, pasar menghindari taruhan besar menjelang Kongres Rakyat Nasional tahun 2024. Beijing diperkirakan akan meluncurkan lebih banyak langkah stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi yang melambat, terutama ketika negara tersebut bergulat dengan krisis pasar properti dan tren deflasi yang memburuk.

Dari dalam negeri, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Februari menyentuh skor 52,7, turun dari 52,9 pada Januari. Meski begitu, PMI Manufaktur tersebut masih tergolong ekspansif.

"Selain itu, tingkat pertumbuhan juga cenderung solid, meski mengalami penurunan dari Januari," tambahnya.

Untuk besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentangĀ  Rp 15.730 - Rp 15.790 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari