Menjelang pelaksanaan pagelaran musik tahunan bertajuk Djakarta Warehouse Project (DWP), kawasan sekitar Kemayoran terasa gerah. Beberapa hari ini, sebagian organisasi masyarakat menyatakan menolak DWP yang bakal diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15 dan 16 Desember 2017. Alasannya, gelaran musik tahunan itu dapat merusak moral bangsa. Ajang festival musik elektronik terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara tersebut, memang paling ditunggu. Buktinya, sejak digelar 8 tahun silam, setiap tahun, jumlah penonton terus naik, sekitar 5.000 orang. Tahun lalu saja, jumlah penonton lebih dari 80.000 orang. Tahun ini, diperkirakan bisa lebih dari 90.000 orang. Sebagian besar adalah wisatawan asing yang ingin menikmati ajang musik tersebut, sembari berlibur. Sejauh ini, belum ada indikator yang menunjukkan DWP akan dibatalkan atau diundur. Aparat pemerintah maupun keamanan tidak melarang penyelenggaraannya meski ada beberapa pihak yang kontra. Salah satu alasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah penyelenggaraan ini sudah rutin diadakan tiap tahun. Selain itu, potensi devisa yang bisa diraih dari DWP cukup besar, bisa ratusan miliar rupiah. Tarif tiket masuknya saja mulai Rp 800.000 sampai Rp 2 juta per orang. Belum lagi, ada ratusan lapangan kerja baru yang bisa digarap selama acara ini berlangsung.
Gerah DWP
Menjelang pelaksanaan pagelaran musik tahunan bertajuk Djakarta Warehouse Project (DWP), kawasan sekitar Kemayoran terasa gerah. Beberapa hari ini, sebagian organisasi masyarakat menyatakan menolak DWP yang bakal diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15 dan 16 Desember 2017. Alasannya, gelaran musik tahunan itu dapat merusak moral bangsa. Ajang festival musik elektronik terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara tersebut, memang paling ditunggu. Buktinya, sejak digelar 8 tahun silam, setiap tahun, jumlah penonton terus naik, sekitar 5.000 orang. Tahun lalu saja, jumlah penonton lebih dari 80.000 orang. Tahun ini, diperkirakan bisa lebih dari 90.000 orang. Sebagian besar adalah wisatawan asing yang ingin menikmati ajang musik tersebut, sembari berlibur. Sejauh ini, belum ada indikator yang menunjukkan DWP akan dibatalkan atau diundur. Aparat pemerintah maupun keamanan tidak melarang penyelenggaraannya meski ada beberapa pihak yang kontra. Salah satu alasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah penyelenggaraan ini sudah rutin diadakan tiap tahun. Selain itu, potensi devisa yang bisa diraih dari DWP cukup besar, bisa ratusan miliar rupiah. Tarif tiket masuknya saja mulai Rp 800.000 sampai Rp 2 juta per orang. Belum lagi, ada ratusan lapangan kerja baru yang bisa digarap selama acara ini berlangsung.