KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ayam goreng renyah alias fried chicken masih jadi salah satu makanan favorit banyak orang. Tak cuma anak-anak, juga orang dewasa banyak yang doyan panganan bercita rasa gurih itu.
Faktor inilah yang membuat gerai yang menyajikan ayam goreng tepung atau crispy tersebar luas di banyak tempat. Mulai pusat belanja atau mal dengan merek global maupun lokal, sampai ke kompleks perumahan dan kampung-kampung. Melihat kondisi tersebut, tak jarang para pebisnis gerai ayam goreng renyah terus mencari celah untuk ekspansi. Salah satu cara tercepat adalah dengan menawarkan kemitraan usaha atau waralaba. Kalau diperhatikan, banyak merek fried chicken yang tumbuh kemudian menawarkan kemitraan bisnis. Untuk tetap bisa bertahan di tengah persaingan yang makin sengit, tak jarang para pebisnis membuat inovasi menu ayam goreng. Misalnya, menambahkan aneka saus dan menggunakan teknik geprek. Ada pula yang menambah varian menu. Bukan cuma ayam goreng, juga menawarkan makanan cepat saji lainnya, seperti burger, hotdog, serta kentang goreng. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan bisnis ini, berikut ulasan singkat dari tiga pemain gerai ayam goreng tepung renyah. - Chicago Fried Chicken Berdiri sejak 2015, Chicago Fried Chicken (FC) dikelola PT Chicago Star Corporate asal Sentul, Jawa Barat. Satu tahun setelah beroperasi, Chicago FC membuka peluang kemitraan pada Maret 2016. Saat KONTAN mengupasnya di Oktober 2016, Chicago FC sudah memiliki 80 gerai yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bogor, Purwakarta, Cikarang, dan Indramayu. Sebanyak 46 gerai di antaranya milik mitra dan sisanya punya pusat. Tiga tahun berjalan, Anggriani Sugiantoro, Manajer Pemasaran Chicago Star, mengatakan, Chicago FC terus berkembang cukup pesat. Saat ini, jumlah gerai menjadi 254 outlet milik mitra yang bercokol di area Jabodetabek dan Bandung. "Adapun gerai milik pusat sudah 50 gerai," katanya ke KONTAN. Jumlah paket investasi yang Chicago FC tawarkan juga bertambah menjadi empat, dari semula tiga paket. Nilai investasinya pun berubah. Untuk paket booth yang awalnya Rp 20 juta menjadi Rp 23 juta, paket mini resto dari sebelumnya Rp 120 juta kini Rp 140 juta. Sedangkan paket kios tetap Rp 50 juta. Sementara paket anyar bernama booth kontainer dengan nilai investasi sebesar Rp 84 juta. "Ini konsep yang lagi tren di kalangan anak muda dan bisa menjadi pilihan paket investasi Chicago Fried Chicken," jelas Anggriani. Masing-masing paket investasi bakal mendapatkan fasilitas kerjasama merek selama lima tahun, pelatihan karyawan, bahan baku awal, gerobak, showcase, peralatan memasak lengkap, dan program pemasaran. Bedanya, masing-masing paket punya kriteria luas gerai yang berlainan serta ada tambahan peralatan, seperti lemari pendingin (freezer), meja, dan kursi. Meski mengalami perkembangan bisnis yang signifikan, Anggriani menyebutkan, bisnis ayam goreng tepung renyah juga ada kendala bisnis yang kerap kali terjadi alias persoalan klasik. Yakni, tingkat karyawan keluar masuk (turnover) sangat tinggi. Selain itu, tak sedikit mitra bisnis yang kurang konsisten dalam menjalankan roda bisnisnya. "Beberapa mitra ada yang kurang sabar dalam menjalankan usahanya. Ada juga yang buka tutup gerai. Kalau sudah begitu, pusat akan terus membantu para mitra supaya terus melanjutkan bisnis," ujar dia. - Hasna Fried Chicken Usaha racikan Lukman ini berdiri Januari 2015 dan mulai menawarkan kemitraan pada Maret 2015. Saat KONTAN menulisnya pada awal 2018 lalu, Hasna Fried Chicken telah memiliki 400 gerai berbentuk gerobak yang tersebar hampir di seluruh negeri, kecuali Maluku dan Papua. Kini, jumlah gerai Hasna Fried Chicken yang beroperasi bertambah, menjadi 450 gerai. Namun, Lukman mengungkapkan, dari jumlah itu, hanya sekitar 300-an gerai yang aktif beroperasi. Menurut Lukman, kondisi tersebut terkait dengan persaingan antarsesama pelaku usaha ayam goreng renyah yang kian sengit. "Karena persaingan yang ketat, akhirnya banyak yang tidak aktif lagi beroperasi. Untuk bisa unggul dalam persaingan, kami menawarkan menu baru dalam Hasna Fried Chicken," ucapnya kepada KONTAN. Menu baru yang Lukman maksud ialah ayam geprek dan ayam penyet. Pemilihan varian makanan ini tidak lepas dari sedang naik daunnya ayam geprek belakangan. Sedang nilai kemitraan untuk paket gerobak belum mengalami perubahan, tetap di angka Rp 8,5 juta. Tetapi saat ini, ada tambahan paket kemitraan yang Lukman tawarkan, yakni paket mini resto seharga Rp 60 juta. Hanya, Lukman menuturkan, paket kemitraan mini resto hingga kini belum bisa mencapai target bisnis yang dia tetapkan pada tahun lalu. Ia menargetkan, bisa membuka sebanyak 10 mini resto Hasna Fried Chicken. Tapi nyatanya, dia cuma bisa mendirikan sebanyak lima gerai mini resto Hasna Fried Chicken. "Salah satu penyebabnya, sulit mencari lokasi yang strategi," sebutnya. Oleh sebab itu, tahun ini Lukman akan lebih fokus pada penambahan mitra mini resto. Secara komersial, mini resto lebih menjanjikan dari sisi keuntungan ketimbang konsep gerobak. Ia berharap, tahun ini bisa menambah 10-15 gerai mini resto lagi. Sementara untuk kemitraan gerobak, tetap akan berjalan seperti biasa. Tapi, Lukman tidak memerinci besaran targetnya. Termasuk, porsi keuntungan dari paket mini resto Hasna Fried Chicken. - Crispyku Fried Chicken Pemain lain adalah Crispyku Fried Chicken dari Jakarta Utara. Memulai bisnis pada 2008, Crispyku Fried Chicken menawarkan kemitraan sejak 2010. Kala KONTAN mengulas pada tahun lalu, jumlah gerai mereka ada 617 unit. Menurut Alexander Theo, General Manager Crispyku Fried Chicken, jumlah gerai milik mitra saat ini sudah mencapai 700 outlet plus tiga gerai milik pusat yang ada di Jakarta Utara, Bekasi, dan Cakung. "Kami targetkan, setiap tahun ada penambahan sekitar 120 outlet," imbuh Alex kepada KONTAN. Untuk paket investasi, masih belum berubah: ada empat paket. Perinciannya: paket modern senilai Rp 20 juta, paket eksklusif Rp 26 juta, paket istimewa sebesar Rp 49 juta, dan paket mini resto dengan investasi Rp 200 juta. Fasilitas yang mitra dapat dari keempat paket tersebut yaitu peralatan masak, bahan baku, kemasan, cooler box, pelatihan, dan perlengkapan pendukung lainnya. Untuk paket eksklusif, ada warmer. Di paket istimewa, tampilan booth memakai bahan stainless steels dan mewah. Sedangkan paket mini resto sudah dilengkapi dengan desain interior di ruang makan, meja dan kursi, cash register, tabung gas, dan perlengkapan lainnya. Harga makanan yang Hasna Fried Chicken tawarkan antara Rp 7.000 sampai Rp 15.000 per porsi. Bicara kendala, Alex juga merasakan persoalan keluar masuk karyawan yang masih saja terjadi dan tinggi. Tapi, ada problem krusial lain yang menjadi perhatian, yakni mencari lokasi gerai yang strategis hingga memberi pelajaran memasak yang sesuai standar yang ditentukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News