KONTAN.CO.ID - Data ekonomi Eropa yang positif berhasil mengangkat performa euro di hadapan mata uang lainnya. Pada akhir pekan lalu (24/9), pasangan kurs EUR/USD menguat 0,08% dari hari sebelumnya menjadi 1.1951. Pairing EUR/GBP menguat 0,66% menjadi 0,8850. Euro menguat berkat rilis data ekonomi yang positif. Indeks belanja manajer perusahaan manufaktur di Jerman yang dirilis pekan lalu mencapai 60,6. Posisi ini naik dari level bulan sebelumnya yang cuma 59,3. Indeks belanja manajer perusahaan jasa juga naik dari 53,5 jadi 55,5. Selain di Jerman, kondisi ekonomi di Prancis juga membaik. Selain itu, penguatan EUR/USD juga disokong pernyataan optimistis dari Gubernur ECB Mario Draghi terkait rencana tapering off pada Oktober mendatang. "Karena itu euro bisa melanjutkan penguatan," ujar Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaff, akhir pekan lalu (22/9). Selain itu, Alwi bilang, kurs dollar AS sulit menguat lantaran tertekan sentimen negatif provokasi dari Korea Utara yang mengancam akan melakukan ujicoba bom hidrogen. Sentimen gopolitik ini membuat pasar mengacuhkan data-data ekonomi AS yang sejatinya cukup positif. Misal, klaim pengangguran turun dari 282.000 menjadi 259.000. Sedang indeks manufaktur naik dari 52,8 menjadi 53. Pernyataan The Fed yang bernada hawkish harusnya juga positif bagi dollar.
Gerak euro positif
KONTAN.CO.ID - Data ekonomi Eropa yang positif berhasil mengangkat performa euro di hadapan mata uang lainnya. Pada akhir pekan lalu (24/9), pasangan kurs EUR/USD menguat 0,08% dari hari sebelumnya menjadi 1.1951. Pairing EUR/GBP menguat 0,66% menjadi 0,8850. Euro menguat berkat rilis data ekonomi yang positif. Indeks belanja manajer perusahaan manufaktur di Jerman yang dirilis pekan lalu mencapai 60,6. Posisi ini naik dari level bulan sebelumnya yang cuma 59,3. Indeks belanja manajer perusahaan jasa juga naik dari 53,5 jadi 55,5. Selain di Jerman, kondisi ekonomi di Prancis juga membaik. Selain itu, penguatan EUR/USD juga disokong pernyataan optimistis dari Gubernur ECB Mario Draghi terkait rencana tapering off pada Oktober mendatang. "Karena itu euro bisa melanjutkan penguatan," ujar Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaff, akhir pekan lalu (22/9). Selain itu, Alwi bilang, kurs dollar AS sulit menguat lantaran tertekan sentimen negatif provokasi dari Korea Utara yang mengancam akan melakukan ujicoba bom hidrogen. Sentimen gopolitik ini membuat pasar mengacuhkan data-data ekonomi AS yang sejatinya cukup positif. Misal, klaim pengangguran turun dari 282.000 menjadi 259.000. Sedang indeks manufaktur naik dari 52,8 menjadi 53. Pernyataan The Fed yang bernada hawkish harusnya juga positif bagi dollar.