KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi menyebut bahwa pesta demokrasi rakyat Indonesia tahun ini tidak memenuhi asas luber-jurdil. Said Didu yang juga ikut dalam Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi menyebut bahwa pelanggaran yang ada di Pemilu saat ini disebut terstruktur, sistematik dan masif. "Kenapa kami katakan terstruktur karena mulai dari perencanaan yaitu DPT terakhir tidak terselesaikan 17 juta lebih, sampai terlibatnya gubernur bupati camat dan RT RW secara nyata, dan itu ibaratnya penonton sudah teriak semua," jelas Said Didi kawasan SCBD Jakarta, Minggu (21/4). Mengenai sistemik Said dijelaskan pola yang digunakan sama dan terjadi hampir di seluruh nusantara. Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto yang juga tergabung dalam gerakan tersebut setuju dengan apa yang disampaikan Said Didu.
Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi menilai pemilu 2019 tidak luber dan jurdil
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi menyebut bahwa pesta demokrasi rakyat Indonesia tahun ini tidak memenuhi asas luber-jurdil. Said Didu yang juga ikut dalam Gerakan Nasional Selamatkan Demokrasi menyebut bahwa pelanggaran yang ada di Pemilu saat ini disebut terstruktur, sistematik dan masif. "Kenapa kami katakan terstruktur karena mulai dari perencanaan yaitu DPT terakhir tidak terselesaikan 17 juta lebih, sampai terlibatnya gubernur bupati camat dan RT RW secara nyata, dan itu ibaratnya penonton sudah teriak semua," jelas Said Didi kawasan SCBD Jakarta, Minggu (21/4). Mengenai sistemik Said dijelaskan pola yang digunakan sama dan terjadi hampir di seluruh nusantara. Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto yang juga tergabung dalam gerakan tersebut setuju dengan apa yang disampaikan Said Didu.