KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan semua wajib pakai masker untuk menekan penularan COVID-19 yang Presiden Joko Widodo serukan beberapa waktu lalu adalah seruan universal yang bisa Anda temukan di seluruh penjuru dunia. “Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, seruan tersebut dikenal dengan
universal masking. Maknanya, semua orang wajib memakai masker,” ujar juru bicara Pemerintah untuk Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. Dan, universal masking terbukti bisa memperlambat penyebaran COVID-19.
Menurut Dokter Reisa, penelitian Dokter Derek Chu dan koleganya yang diterbitkan 1 Juni 2020 menunjukkan, risiko tertular COVID-119 lewat droplet dari orang lain yang masuk ke mulut atau hidung turun 45% dengan memakai masker kain. “Dan, bila memakai masker bedah, risiko makin turun ke tingkat 70%,” katanya, dikutip dari laman covid19.go.id.
Baca Juga: Kasus aktif corona di Indonesia 535.135, turun 10.312 kasus, Minggu (1/8) Guna melawan varian Delta yang lebih mudah dan cepat menular, pemerintah sudah melakukan peningkatan upaya melindungi diri dari penularan COVID-19. Salah satunya, menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sebagai upaya menurunkan mobilitas dan menekan kontak individu.
Memakai masker ganda
Bersamaan dengan PPKM, Pemerintah juga menyarankan kebiasaan memakai masker ganda (
double masking), memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain. “Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi. Penelitian Dr. Emily Sickbert Bennet dkk membuktikan, filtrasi masker dobel naik di atas 80%,” ungkap Dokter Reisa. Dokter Reisa menambahkan, penelitian penggunaaan masker kain dan masker medis secara bersamaan juga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) lakukan.
Baca Juga: Data Corona RI, Minggu (1/8): Tambah 30.738 kasus baru, 39.446 sembuh, 1.604 wafat Lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis. Eksperimen ini menyoroti pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasilnya menunjukkan, mengenakan masker yang pas di wajah bisa membantu membatasi penyebaran virus corona baru penyebab COVID-19. Meski masker medis secara substansial mengurangi tetesan droplet. Tapi, pemakaian yang lebih erat dan pas di wajah, tanpa ada ruang yang terbuka, akan membuat partikel aerosol yang mungkin ada saat berada di ruang tertutup dengan orang lain dapat tertahan masker kain. Penelitian CDC menemukan, masker medis memang lebih longgar dari masker respirator seperti N95, namun efektivitas masker kain dan prosedur medis bisa ditingkatkan. Caranya, dengan memastikan masker tersebut dipasang dengan baik, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker.
Baca Juga: Indonesia kembali amankan stok vaksin dari Moderna dan AstraZeneca Penelitian CDC memperlihatkan, mengenakan masker kain di atas masker medis atau penunggunaan masker ganda bisa meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah. Yang paling penting, dapat mengurangi paparan penerima terhadap aerosol dan partikel droplet dengan ukuran kecil yang dianggap faktor utama penularan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. “Penelitian tersebut menyatakan, paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95% ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,” sebut Dokter Reisa.
Tindakan perlindungan lain
CDC juga menyatakan, sebelum kekebalan populasi lewat program vaksinasi tercapai,
universal masking adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran virus corona. Bila dikombinasikan dengan tindakan perlindungan lainnya, memakai masker ganda akan mendatangkan banyak manfaat menurunkan jumlah kasus harian COVID-19.
Baca Juga: Hati-hati! Kegiatan sederhana ini berpotensi menyebarkan virus Covid-19 Tindakan perlindungan lainnya seperti menjaga jarak aman sekitar dua meter dari orang lain di tempat umum dan menghindari keramaian atau kerumunan terutama di ruang tertutup yang ventilasinya tidak baik. Lalu, mengurangi bepergian keluar rumah atau menurunkan mobilitas serta rajin mencuci tangan sesering mungkin sehingga terjaga selalu kebersihannya. Hanya saja, perbedaannya adalah, kalau kekebalan kelompok bisa dicapai dengan cakupan vaksinasi lebih dari 70% populasi, maka universal masking harus dilakukan semua orang dalam populasi tersebut. Tanpa kecuali.
“
Universal masking artinya semua wajib pakai masker,” tegas Dokter Reisa. Apalagi, merujuk temuan Satgas Penganangan COVID-19 yang menyatakan, kepatuhan memakai masker nasional baru di tingkat 91%, dokter Reisa menambahkan, peluang virus corona menjangkiti orang lain masih terus terbuka.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan