JAKARTA. PT Gerbang Teknologi Cikarang menambah gudang penyimpanan kapas di area pelabuhan curah kering (dry port) Cikarang Dry Port di Cikarang, Jawa Barat. Anak perusahan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk itu akan membangun gudang berkapasitas 200 ton kapas. Gudang tersebut berdiri di atas lahan seluas 4 hektare (ha). Kalau dihitung dalam ukuran kontainer, gudang anyar Gerbang Teknologi bisa menampung 3.200 kontainer. Perusahaan itu akan mulai membangun bulan depan. Untuk memuluskan rencana, Gerbang Teknologi menggelontorkan dana Rp 160 miliar. Itu dana untuk pembangunan fisik gudang saja, belum termasuk dana pengadaan lahan.
Sebagai informasi, lahan 4 ha untuk pembangunan gudang kapas anyar tersebut adalah bagian dari total area pengembangan gudang penyimpanan di Cikarang Dry Port seluas 12 ha. Sebelumnya, Gerbang Teknologi sudah memiliki satu gudang penyimpanan kapas seluas 5.000 meter persegi (m²). Kapasitasnya sekitar 25 ton kapas. Kalau lahan 12 ha itu sendiri menjadi bagian dari alokasi pengembangan lahan untuk pusat bisnis logistik di Cikarang Dry Port seluas 100 ha. Sementara total area Cikarang Dry Port mencapai 200 ha. Sisa lahan untuk pengembangan pusat bisnis logistik 100 ha tadi akan dipakai untuk proyek pelabuhan kering. "Kalo 200 ha proyeknya jadi semua, anggarannya pasti puluhan triliun," ujar Benny Woenardi, Direktur PT Gerbang Teknologi Cikarang, yang juga menjabat Managing Director PT Cikarang Inland Port, saat berdiskusi bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Kamis (1/10). Gerbang Teknologi dan Cikarang Inland merupakan sister company di bawah Jababeka. Perusahaan ini bersinergi mengembangkan bisnis Cikarang Dry Port. Jika Gerbang Teknologi mengelola bisnis gudang penyimpanan, Cikarang Inland mengelola bisnis pelabuhan kering. Gerbang Teknologi yakin gudang mereka akan menarik bagi pelaku usaha dalam negeri. Sebab, "Adanya gudang ini bakal memberikan efisiensi bagi pelaku industri dalam negeri," kata Benny.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal API Ernovian G. Ismy bilang, makin banyaknya gudang penyimpanan kapas di tanah air bisa membikin pelaku usaha pertekstilan menghemat biaya logistik sekitar 25%-35%. "Jadi bisa juga mendukung harga tekstil di dalam negeri semakin murah," ujarnya. Alasan API, sebelumnya pelaku usaha pertekstilan banyak memanfaatkan gudang penyimpanan kapas di luar negeri, seperti di Malaysia. Seperti diketahui, kapas adalah produk impor yang harus disimpan dalam gudang khusus. Di sana, mereka harus membayar biaya sewa gudang, proses izin, karantina, hingga proses administrasi. Selain mengembangkan Cikarang Dry Port, Jababeka berencana mengembangkan proyek serupa di Jawa Tengah. Lahan untuk pengembangan pusat bisnis logistik seluas 40 ha. Selebihnya, manajemen perusahaan belum mau membeberkan detail rencana mereka. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri