JAKARTA. Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Martin Hutabarat, membantah bahwa Joko Widodo (Jokowi) menjadi ancaman utama bagi Prabowo Subianto dalam pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Sebab, Martin mengklaim, Gerindra telah mempersiapkan Jokowi untuk berlaga dalam Pilpres 2019 mendatang, bukan di tahun depan. Martin mengapresiasi hasil survey Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) yang menempatkan Jokowi berada di urutan pertama. Posisi Jokowi bahkan mengungguli kandidat Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Kami tentu gembira Jokowi yang dicalonkan Pak Prabowo menjadi Gubernur DKI Jakarta, ternyata di apresiasi tinggi oleh masyarakat," kata Martin saat ditemui KONTAN seusai Sidang Paripurna DPR, di Gedung DPR, Selasa (2/7). Meski demikian, Martin membantah, Gerindra menganggap tingginya elektabilitas Jokowi menjadi ancaman serius bagi Prabowo Subianto. Menurutnya, hingga kini Gerindra terus membangun komunikasi politik dengan Jokowi agar maju dalam Pilpres 2019. "Karena Jokowi harus membuktikan sukses terlebih dahulu memimpin Jakarta, sebelum memimpin Indonesia," ujar Martin. Martin menilai, Pilpres 2019 adalah waktu yang tepat bagi Jokowi untuk maju dalam Pilpres. Selain itu, Martin mengungkapkan Prabowo Subianto kemungkinan hanya maju untuk satu periode saja, yakni menjadi Presiden RI periode 2014-2019. "Karena kamimemang rencanakan Pak Prabowo Subianto merintis jalan bagi terjadinya perubahan di Indonesia," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, P2P LIPI merilis hasil survey elektabilitas berbagai nama kandidat presiden pada 27 Juni lalu. Survey dilakukan pada 10-31 Mei 2013. Dari 11 nama kandidat yang disurvey, nama Jokowi bertengger di urutan pertama dengan 22,6%. Disusul posisi kedua Prabowo Subianto dengan 14,2%.
Gerinda bantah Jokowi jadi ancaman Prabowo di 2014
JAKARTA. Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Martin Hutabarat, membantah bahwa Joko Widodo (Jokowi) menjadi ancaman utama bagi Prabowo Subianto dalam pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Sebab, Martin mengklaim, Gerindra telah mempersiapkan Jokowi untuk berlaga dalam Pilpres 2019 mendatang, bukan di tahun depan. Martin mengapresiasi hasil survey Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) yang menempatkan Jokowi berada di urutan pertama. Posisi Jokowi bahkan mengungguli kandidat Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Kami tentu gembira Jokowi yang dicalonkan Pak Prabowo menjadi Gubernur DKI Jakarta, ternyata di apresiasi tinggi oleh masyarakat," kata Martin saat ditemui KONTAN seusai Sidang Paripurna DPR, di Gedung DPR, Selasa (2/7). Meski demikian, Martin membantah, Gerindra menganggap tingginya elektabilitas Jokowi menjadi ancaman serius bagi Prabowo Subianto. Menurutnya, hingga kini Gerindra terus membangun komunikasi politik dengan Jokowi agar maju dalam Pilpres 2019. "Karena Jokowi harus membuktikan sukses terlebih dahulu memimpin Jakarta, sebelum memimpin Indonesia," ujar Martin. Martin menilai, Pilpres 2019 adalah waktu yang tepat bagi Jokowi untuk maju dalam Pilpres. Selain itu, Martin mengungkapkan Prabowo Subianto kemungkinan hanya maju untuk satu periode saja, yakni menjadi Presiden RI periode 2014-2019. "Karena kamimemang rencanakan Pak Prabowo Subianto merintis jalan bagi terjadinya perubahan di Indonesia," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, P2P LIPI merilis hasil survey elektabilitas berbagai nama kandidat presiden pada 27 Juni lalu. Survey dilakukan pada 10-31 Mei 2013. Dari 11 nama kandidat yang disurvey, nama Jokowi bertengger di urutan pertama dengan 22,6%. Disusul posisi kedua Prabowo Subianto dengan 14,2%.