Gerindra sebut target pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3% terlalu ambisius



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di level 5,3% (yoy) pada 2020. Namun target pemerintah tersebut dinilai terlalu ambisius oleh Franksi Gerindra anggota  Komisi XI DPR.

Pesimisme anggota Komisi XI DPR ini didasarkan pada sejarah pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang bila dilihat pada tahun 1900-an hingga 2000-an. Dimana pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut tercatat lemah.

Baca Juga: Perang dagang seret negara-negara Asia yang tak bersalah ke jurang resesi (1)


Ini yang dipandang Komisi XI sebagai potensi bahwa Indonesia menjadi negara berpendapatan lemah.

Selain itu, paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang faktor yang memengaruhi PDB untuk tahun 2020 dianggap tidak ada yang lebih baik dari kondisi-kondisi sebelumnya.

"Mulai dari konsumsi rumah tangga, lembaga non profit, konsumsi pemerintah, ekspor impor, tidak ada yang lebih baik dari kondisi 2019. Jadi bagaimana mungkin 2020 diproyeksikan pertumbuhannya di atas 2019?" ungkap DPR Komisi XI Harry Poernomo dalam pembahasan asumsi makroekonomi pada Rabu (28/8).

Ia menambahkan bahwa untuk pertumbuhan Indonesia pada 2020 paling banter tidak lebih dari 5,2% (yoy).

Untuk nilai tukar yang diproyeksikan pemerintah akan berada di angka Rp 14.400 dan tingkat suku bunga SPN 3 bulan tahun 2020 yang diperkirakan 5,4%, ia juga mengkritisi hal itu.

Baca Juga: Bursa Asia memerah dibayangi kekhawatiran turbulensi ekonomi global

"Menurut saya nilai tukar akan lebih buruk dari Rp 14.400 dan suku bunga SPN 3 bulan juga tidak akan mencapai segitu. Karena kondisi perekonomian akan memburuk, sehingga suku bunga tidak membaik," tambahnya.

Sementara untuk inflasi, rupanya ia sejalan dengan prediksi Pemerintah, yaitu ada di kisaran 3,1% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli