Getol diversifikasi, ini prospek saham empat emiten batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara dunia masih merosot. Rabu (14/8) pukul 22.17 WIB, harga batubara Newcastle untuk pengiriman September 2019 di ICE Futures menyentuh level terendah tahun ini pada US$ 68,50 per metrik ton. Harga komoditas energi ini sudah turun 29,12% secara year to date alias sejak awal tahun.

Ketidakpastian harga batubara ini membuat beberapa emiten yang bergerak di bidang penambangan batubara mulai memperkuat bisnis di segmen lain. Sebut saja PT Indika Energy Tbk (INDY), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Harum Energy (HRUM), hingga PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Segmen usaha yang disasar oleh masing-masing emiten cukup beragam, mulai dari pertambangan emas, pembangkit listrik, jasa konsultasi, hingga kontraktor konstruksi.

Baca Juga: Golden Energy (GEMS) menunggu harga batubara membaik untuk rights issue

INDY misalnya, yang sejak tahun lalu mulai melebarkan sayap di segmen penyimpanan bahan bakar (fuel storage) yang berlokasi di Kalimantan Timur. Selain itu, INDY juga mendirikan Indika Digital Teknologi (IDT) yang bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen informasi.

UNTR memilih bisnis pertambangan emas sebagai bentuk diversifikasi usahanya. Lebih lanjut, UNTR juga merambah bisnis pembangkit listrik yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) targetkan 40% pemasukan dari bisnis non batubara

Sementara itu, ADRO merambah bisnis kelistrikan dan air melalui PT Adaro Power dan PT Adaro Tirta Mandiri. Pun begitu dengan HRUM, yang merambah bisnis hilir (downstream) yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai diversifikasi yang dilakukan emiten batubara ini cukup menarik. Menurutnya, diversifikasi usaha membuat emiten tersebut tidak bergantung pada satu bisnis saja. “Atau setidaknya meminimalisir risiko ketika bisnis lain mengalami penurunan kinerja,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Editor: Wahyu T.Rahmawati