Getol konsolidasi, BCA pasang target konservatif pada tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhasil mengakuisisi dua bank yaitu PT Bank Royal Indonesia dan PT Bank Rabobank Internasional Indonesia tak bikin PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pasang target kinerja tinggi. Sebaliknya, tahun depan bank swasta terbesar di tanah air ini ambil strategi konservatif.

EVP Sekretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn menjelaskan rendahnya permintaan kredit jadi alasan BCA cuma membidik pertumbuhan single digit.

“Rendahnya permintaan kredit akan jadi tantangan pada 2020. kami membidik pertumbuhan kredit di kisaran 7%-8%, dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran6%-7%,” katanya kepada Kontan.co.id pekan lalu.


Baca Juga: BCA siapkan uang tunai Rp 46,6 triliun menyambut libur Natal dan tahun baru

Hera menambahkan BCA kini juga tengah menunggu aksi pemerintah mewaspadai perlambatan ekonomi tahun depan. Jika ada terobosan mumpuni, ia bilang BCA bakal bergegas ambil peluang dan momentum guna meningkatkan kinerja.

Per Oktober 2019, BCA tercatat telah menyalurkan kredit Rp 566,38 triliun dengan pertumbuhan 8,43% (yoy). Sementara DPK telah terhimpun Rp 679,38 triliun dengan pertumbuhan 10,23% (yoy). Sedangkan total aset BCA senilai Rp 886,57 triliun dengan pertumbuhan 11,74% (yoy).

Guna mengakuisisi dua bank tadi, BCA  telah menggelontorkan total Rp 1,38 triliun. Rp 988 miliar untuk membeli Bank Royal, dan Rp 397 miliar untuk mengempit Rabobank Indonesia.

Baca Juga: Harga saham Bank BCA (BBCA) pecah rekor lagi

Tahun depan, BCA juga bakal kembali menggelontorkan tambahan modal Rp 700 miliar kepada Bank Royal. Tambahan modal bertujuan untuk meningkatkan kelas Bank Royal menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 dan mengubahnya menjadi bank digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi