KONTAN.CO.ID JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) getol menggelar
refinancing sembari menggarap ekspansi. Terbaru, emiten yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan Garibaldi "Boy" Thohir ini melunasi dan membayar bunga atas dua seri obligasi. Pertama, melakukan pelunasan pokok serta pembayaran bunga keempat dari Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2022 Seri A. Jumlah pelunasan pokok dan pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 8 September 2023 itu senilai Rp 1,49 triliun. Kedua, melakukan pelunasan pokok serta pembayaran bunga keduabelas dari Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2020 Seri B. Jumlah pelunasan pokok dan pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 9 September 2023 ini sebesar Rp 154,87 miliar.
Sumber pendanaan yang dipakai MDKA untuk melunasi pokok dan membayar bunga obligasi tersebut berasal dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2023. Sebagai informasi, dalam Obligasi Berkelanjutan IV Tahun 2023, MDKA menargetkan bisa menghimpun dana hingga Rp 15 triliun.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham Indofood CBP (ICBP), Simak Ulasannya Dari target tersebut, MDKA telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I senilai Rp 3,1 triliun, Tahap II sebesar Rp 2,5 triliun dan Tahap III senilai Rp 2,56 triliun. "Sampai dengan akhir Agustus telah diterbitkan Rp 8,1 triliun. Waktu penerbitan Rp 6,9 triliun akan disesuaikan dengan kondisi Perusahaan dan juga kondisi pasar," kata Head of
Corporate Communication MDKA Tom Malik kepada Kontan.co.id, Kamis (14/9). Tom melanjutkan, aksi penawaran umum perdana saham alias
Initial Public Offering (IPO) anak usaha juga menjadi strategi Grup MDKA dalam mendulang dana segar. IPO PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang listing pada 18 April 2023 ini pun meraup dana senilai Rp 9,2 triliun. Selain itu, per 30 Juni 2023 MDKA memiliki fasilitas pinjaman
revolving credit facility sebesar US$ 160 juta yang belum ditarik. Sumber-sumber pendanaan tersebut melengkapi arus kas operasional yang dibutuhkan MDKA untuk memenuhi belanja modal (capex) jumbo. Tom bilang, untuk tahun ini MDKA mengestimasikan capex senilai US$ 700 juta. Sebagai gambaran saja, jumlah anggaran capex MDKA itu setara dengan Rp 10,74 triliun jika dikonversi menggunakan kurs saat ini sebesar Rp 15.355 per dolar AS. Tom merinci, capex MDKA itu dialokasikan untuk menunjang tambang emas Tujuh Bukit dan tambang tembaga Wetar sebesar US$ 70 juta, sebanyak US$ 30 juta untuk penyelesaian pra-studi kelayakan proyek tembaga Tujuh Bukit, lalu US$ 110 juta untuk proyek Emas Pani. Di samping itu, MDKA juga menyiapkan capex sebesar US$ 20 juta untuk pembangunan
jetty di Wetar sebagai transportasi ore ke proyek AIM. Sedangkan anggaran untuk proyek AIM mencapai US$ 250 juta, lalu US$ 90 juta untuk tambang nikel SCM Konawe dan US$ 130 juta untuk proyek RKEF ZHN.
Progres Ekspansi MDKA
Tom belum membeberkan realisasi capex yang sudah diserap MDKA sejauh ini. Meski begitu, dia menyampaikan progres sejumlah proyek pengembangan MDKA. Pertama, pra-studi kelayakan untuk proyek Tembaga Tujuh Bukit telah diterbitkan di kuartal II- 2023.
Baca Juga: Harga Ayam Naik, Cek Rekomendasi Saham Japfa Comfeed (JPFA) Berdasarkan pra-studi kelayakan tersebut, proyek ini akan dibangun secara bertahap, dengan potensi puncak produksi tahunan sebesar 112 ribu ton tembaga dan juga 366 ribu ounces emas. "Lebih dari itu, proyek-proyek pengembangan lainnya terus berjalan," ungkap Tom.
Kedua, Proyek Emas Pani. Saat ini tengah melakukan studi kelayakan, yang rencananya akan selesai pada kuartal IV-2023. Proyek Emas Pani ini rencananya juga akan dibangun secara bertahap, dengan potensi produksi puncak tahunan sebesar lebih dari 450 ribu ounces emas per tahun. Selain itu, anak usaha MDKA, yakni MBMA telah merampungkan pembangunan smelter ketiga, ZHN, dengan kapasitas 50 ribu tonnes nikel NPI per tahun. Pada akhir Mei 2023, MBMA juga menuntaskan akuisisi kepemilikan 60% high grade nickel matte converter (PT HNMI), yang mempunyai rata-rata tingkat produksi 50 ribu tonnes nikel dalam nikel matte per tahun.
Editor: Tendi Mahadi