GGRM mendirikan anak usaha pengolah tembakau



JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk terus melebarkan sayap bisnisnya. Emiten berkode saham GGRM ini mendirikan anak usaha di bidang pengolahan tembakau, yakni PT Surya Inti Tembakau. Di perusahaan tersebut, porsi kepemilikan Gudang Garam mencapai 99,99%.

"Pendirian anak usaha itu terwujud pada 21 September 2012 lalu," ujar Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman, Selasa (25/9).

Gudang Garam telah menyuntikkan modal ditempatkan dan disetor penuh di Surya Inti Tembakau senilai Rp 149,99 miliar. Nilai itu setara dengan 149.999 unit saham yang memiliki nilai nominal Rp 1 juta per saham. "Pendirian anak perusahaan tersebut tidak ada benturan kepentingan dengan perseroan," ucap Heru.


Manajemen Gudang Garam mengharapkan pendirian anak perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan tembakau itu, dapat menunjang bisnis inti perseroan di masa mendatang.

Analis Mandiri Sekuritas Octavius Oky Prakarsa memperkirakan, pendirian anak perusahaan tersebut merupakan antisipasi pengelola Gudang Garam untuk memisahkan aktivitas usaha pengolahan tembakau, menjadi entitas yang berdiri sendiri. "Selain itu, mungkin ada beberapa alasan lain terkait hukum dan asuransi sehingga aktivitas pengolahan tembakau dipisah," ujar dia.

Kendati Gudang Garam memisahkan aktivitas pengolahan tembakau, tata kelola perusahaan diperkirakan tidak akan terganggu karena Gudang Garam menjadi pemegang saham pengendali di anak perusahaan tersebut.

Oktavius menduga, pendirian anak usaha itu tidak mempengaruhi harga saham GGRM. Proyeksi harga GGRM versi Oktavianus tak berubah dari Rp 54.000 per saham.

Persaingan bisnis yang semakin ketat di antara produsen rokok, mengakibatkan kinerja Gudang Garam tidak melaju kencang. Kondisi pasar yang bearish selama kuartal ketiga tahun ini bisa menggerus laba perusahaan.

Selama semester pertama tahun ini, Gudang Garam mengantongi laba bersih Rp 2,1 triliun. Jumlah itu menurun tipis 4,5% dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun senilai Rp 2,2 triliun.

Pemicu penurunan laba adalah membengkaknya beban biaya keuangan perusahaan tersebut hingga 196,3% year-on-year (yoy) menjadi Rp 209,27 miliar selama semester I 2012.

Beban pokok penjualan Gudang Garam juga meningkat 26% yoy menjadi Rp 19 triliun. Sedangkan pendapatan usahanya tumbuh 56,67% yoy menjadi Rp 23,5 triliun di paruh pertama tahun ini.

Harga saham GGRM pada perdagangan Selasa (25/9) ditutup meningkat 0,97% menjadi Rp 47.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro