GIAA Incar Tiongkok dan Timur Tengah I



JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis kinerja keuangan pada tahun depan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Maskapai penerbangan pelat merah ini membidik pertumbuhan kapasitas dari pasar Tiongkok dan Timur Tengah.

Arif Wibowo, Direktur Utama GIAA, mengemukakan, pertumbuhan kapasitas kursi pesawat Garuda bisa mencapai 14,7% pada tahun depan. Hal ini didorong dari kapasitas pasar Tiongkok yang akan tumbuh 50,8%, lebih tinggi daripada tahun ini yang tumbuh sekitar 38%.

Sebagai informasi, GIAA berencana melayani penerbangan dari Denpasar ke Chengdu pada awal tahun depan. Semula, Garuda bermaksud membuka rute tersebut akhir tahun ini. Rencana tersebut lantas mundur menjadi awal 2017 karena persiapan belum rampung.


Selain itu, GIAA akan membuka penerbangan ke Mumbai, India. Rencananya, layanan penerbangan ke Mumbai akan melalui Bangkok, Thailand. "Kami memang akan memperkuat pasar dari China dan Timur Tengah," ujar Arif di sela-sela acara Kompas 100 CEO Forum, Kamis (23/11).

GIAA akan menambah penerbangan ke Madinah, seperti dari Surabaya dan beberapa titik lain. GIAA juga tengah mengkaji rute ke Jeddah dari Palembang. Arif yakin, pertumbuhan pasar dari Tiongkok dan Timur Tengah masih cukup tinggi.

Kapasitas dari Timur Tengah diperkirakan tumbuh 21,2%. Sementara untuk penerbangan domestik, kapasitas dari wilayah timur yang berbasis di Makassar meningkat 12,5%. Adapun wilayah barat tumbuh sebesar 9%.

GIAA juga tengah mempertimbangkan opsi membeli pesawat Boeing maupun Airbus pada tahun depan. Arif mengatakan, pihaknya masih dalam tahap negosiasi. "Sekarang masih proses negosiasi, sehingga belum bisa disampaikan secara mendetail," ungkap dia.

Hingga akhir tahun ini, GIAA yakin bisa memperoleh kinerja positif. Pasalnya, dua penerbangan mancanegara tahun ini akan mendorong pendapatan perusahaan. Pertama, penerbangan ke London via Amsterdam yang beroperasi sejak kuartal kedua tahun ini. Kedua, jumlah penerbangan umrah yang kemungkinan meningkat pada November dan Desember ini.

Hingga 30 September 2016, GIAA masih mengantongi rugi bersih periode berjalan sebesar US$ 43,62 juta. Pendapatan usaha pada periode tersebut tumbuh tipis 0,70% menjadi US$ 2,87 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie