JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tetap mengincar dana tambahan dari penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahuku (HMETD) alias rights issue. GIAA berencana melepas 10% saham di pertengahan tahun ini.Emirsyah Satar, Direktur Utama GIAA mengatakan, dalam waktu dekat ini, perseroan akan mengajukan dokumen resmi rencana rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). GIAA akan menggunakan laporan keuangan Desember 2013 sebagai dasar valuasi. Artinya, GIAA memiliki tenggat waktu untuk mengeksekusi rencana itu hingga Juni tahun ini. "Kami sudah bicara informal kepada OJK dan rencana ini akan tetap dilakukan di Semester I," ujarnya ke KONTAN, Senin (3/1).Emirsyah mengatakan, GIAA sudah menunjuk penjamin emisi untuk hajatan ini, yakni Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities. "Untuk target dana bergantung dengan harga rerata nanti," kata dia.GIAA memang sudah mendapat izin untuk menerbitkan saham baru sebesar 10% sejak tahun lalu. Saat itu, perseroan mengincar dana sebesar Rp 2 triliun. Dana itu untuk memenuhi belanja modal GIAA tahun ini yang sebesar US$ 400 juta.Sisa dana ekspansi akan dicari dari pinjaman perbankan lainnya. Sebagai informasi, pada Desember tahun 2013 lalu, GIAA baru saja mendapat pinjaman bank sebesar US$ 200 juta dari kredit sindikasi yang dipimpin Bank BCA. Kredit itu bisa digunakan untuk belanja modal ataupun refinancing utang. Pada perdagangan hari ini, saham GIAA ditutup naik 0,41% ke level Rp 485 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
GIAA matangkan rencana rights issue
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tetap mengincar dana tambahan dari penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahuku (HMETD) alias rights issue. GIAA berencana melepas 10% saham di pertengahan tahun ini.Emirsyah Satar, Direktur Utama GIAA mengatakan, dalam waktu dekat ini, perseroan akan mengajukan dokumen resmi rencana rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). GIAA akan menggunakan laporan keuangan Desember 2013 sebagai dasar valuasi. Artinya, GIAA memiliki tenggat waktu untuk mengeksekusi rencana itu hingga Juni tahun ini. "Kami sudah bicara informal kepada OJK dan rencana ini akan tetap dilakukan di Semester I," ujarnya ke KONTAN, Senin (3/1).Emirsyah mengatakan, GIAA sudah menunjuk penjamin emisi untuk hajatan ini, yakni Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities. "Untuk target dana bergantung dengan harga rerata nanti," kata dia.GIAA memang sudah mendapat izin untuk menerbitkan saham baru sebesar 10% sejak tahun lalu. Saat itu, perseroan mengincar dana sebesar Rp 2 triliun. Dana itu untuk memenuhi belanja modal GIAA tahun ini yang sebesar US$ 400 juta.Sisa dana ekspansi akan dicari dari pinjaman perbankan lainnya. Sebagai informasi, pada Desember tahun 2013 lalu, GIAA baru saja mendapat pinjaman bank sebesar US$ 200 juta dari kredit sindikasi yang dipimpin Bank BCA. Kredit itu bisa digunakan untuk belanja modal ataupun refinancing utang. Pada perdagangan hari ini, saham GIAA ditutup naik 0,41% ke level Rp 485 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News