GIAMM Akui Bisnis Komponen Terdampak Penurunan Kinerja Pasar Otomotif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengaku, penurunan tren penjualan di pasar otomotif nasional turut mempengaruhi kelangsungan bisnis komponen.

Seperti yang diketahui, penjualan mobil nasional secara wholesales (pabrik ke dealer) mengalami penurunan 22,6% year on year (YoY) menjadi 140.274 unit pada Januari-Februari 2024 menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Tidak hanya mobil, penjualan sepeda motor nasional juga mengalami penurunan 3,36% YoY menjadi 1,15 juta unit pada Januari—Februari 2024 merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).


Hamdani Dzulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) menyampaikan, sebagian besar pemain komponen otomotif merupakan penyuplai Original Equipment Manufacturer (OEM) bagi merek-merek otomotif. Alhasil, penurunan penjualan mobil dan motor pasti berdampak pada kinerja produsen komponen otomotif, kendati dampak pada tiap perusahaan berbeda-beda. 

"Sebab, ada produsen komponen uang hanya suplai ke merek mobil, ada yang hanya suplai ke merek motor, dan ada yang kedua-duanya," kata dia, Senin (1/4) lalu.

Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Optimistis Kinerjanya Tumbuh di 2024, Cek Rekomendasi Sahamnya

Di samping itu, dia menilai, produsen komponen yang memiliki bisnis penjualan segmen aftermarket dan penjualan ke pasar ekspor cenderung lebih tahan banting terhadap tren penurunan permintaan komponen yang terjadi di segmen OEM.

Maka itu, tidak ada salahnya bagi para produsen untuk fokus pada segmen aftermarket dan pasar ekspor sebagai langkah diversifikasi usaha. "Selain itu, produsen harus melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas," kata Hamdani.

Hamdani menambahkan, banyak anggota GIAMM yang sudah bersiap masuk ke bisnis komponen untuk kendaraan listrik, namun ini tetap bergantung pada skala ekonomi bisnis tersebut. Jika volume kendaraan listrik terus melonjak, tentu ini akan mendorong para produsen komponen untuk masuk ke segmen elektrifikasi. 

Sebelumnya PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) telah melakukan langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi perubahan kondisi pasar otomotif. Emiten ini diuntungkan lantaran tidak hanya bermain pada bisnis komponen di pasar OEM, melainkan juga di pasar komponen atau suku cadang pengganti.

AUTO juga terus memperkuat jaringan ritel modern yakni Astra Otoservice. Saat ini, anak usaha Grup Astra tersebut telah memiliki 15 outlet Astra Otoservice di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan dan potensi pasar.

“Kami juga telah melakukan diversifikasi di sektor non-otomotif, seperti industri alat berat, pertambangan, dan alat kesehatan,” imbuh Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya, pekan lalu.

Baca Juga: Otomotif Jadi Andalan di 2024, Cermati Rekomendasi Saham Astra International (ASII)

Tidak hanya itu, AUTO terus menjajaki perluasan bisnis di sektor otomotif, termasuk elektrifikasi yang berkaitan dengan penyediaan jaringan pengisian daya (charging station) maupun penyediaan suku cadang kendaraan listrik roda dua dan roda empat.

Terkait bisnis charging station, AUTO telah mengembangkan jaringan charging station melalui Astra Otopower yang tersebar di 23 lokasi hingga akhir 2023. Beberapa jaringan Astra Otopower bahkan sudah memiliki layanan ultra fast charging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat