JAKARTA. Kenaikan harga bahan baku pakan ternak dan depresiasi rupiah menekan kinerja PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sepanjang sembilan bulan pertama 2013. Laba bersih MAIN turun 9,15% dari laba bersih pada periode sama 2012, menjadi Rp 242,64 miliar. Padahal, pendapatan MAIN masih bertumbuh 23,41% menjadi Rp 3,11 triliun.Analis Paramitra Alfa Sekuritas Fadhil Herdyansyah menjelaskan, kinerja MAIN turun lantaran pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Apalagi selama ini bahan baku produksi masih diimpor. "Setiap 1% pelemahan nilai tukar rupiah, berdampak terhadap peningkatan biaya 10%," ujar Fadhil, Selasa (12/11).Senada, analis AAA Sekurities Maula Adini Putri, dalam risetnya 8 November 2013, menghitung, margin kotor MAIN turun menjadi 19% dari sebelumnya 21,3%. Penurunan ini terjadi akibat kenaikan harga jagung dan kedelai.Meski kinerja turun, sejumlah analis menilai, bisnis MAIN akan bertumbuh di masa depan. Langkah ekspansi yang dilaksanakan MAIN bakal menjadi salah satu motor penggeraknya.MAIN kini sedang meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik di Semarang dan Makasar. MAIN menargatkan, kapasitas produksinya akan tumbuh menjadi 240.000 ton per tahun, dari saat ini sebesar 180.000 ton.Tidak hanya itu, MAIN juga membangun proyek breeder dan boiler. Proyek breeder akan menambah kapasitas sebanyak 15 juta-30 juta anak ayam umur satu hari (DOC) per tahun.Adapun, proyek broiler akan menambah kapasitas sebanyak 6 juta per tahun. Proyek-proyek ini direncanakan selesai di 2014. Catat, MAIN juga telah masuk ke bisnis makanan olahan dengan memproduksi sosis dan nugget bermerek Sunny Gold. Dengan ekspansi gencar ini, analis Batavia Prosperindo Sekuritas Robertus Hardy Yanuar melihat, kinerja MAIN akan positif. Penambahan kapasitas produksi akan memangkas selisih kapasitas produksi MAIN dengan pesaingnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). "Tapi MAIN harus memperhatikan efisiensi biayanya," saran dia.Robertus memperkirakan, MAIN tahun depan akan mencetak pendapatan sebesar Rp 4,76 triliun dan laba bersih sekitar Rp 434 miliar hingga Rp 435 miliar.Robertus merekomendasikan hold saham MAIN dengan target harga Rp 3.725 per saham. Harga tersebut mencerminkan rasio harga berbanding laba bersih per saham alias price to earning ratio (PER) sebesar 19 kali. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang PER rata-rata industri yang sudah di level 22 kali.Sementara, Fadhil memproyeksikan, pendapatan MAIN di 2014 akan meningkat sebesar 29% dan laba bersih 15%-20%. Fadhil merekomendasikan buy saham MAIN dengan target harga Rp 4.000 per saham. Harga tersebut merefleksikan PER 15,9 kali.Senada dengan Fadhil, Maula pun merekomendasikan buy saham MAIN. Ekspansi tahun ini menjadi bekal fundamental yang kuat. Dia mematok target harga saham MAIN di level Rp 3.650 per saham, yang setara 17,2 kali PER tahun ini dan 12,8 kali PER 2014.Kemarin, harga saham MAIN turun 5,30% menjadi Rp 3.125 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Giat ekspansi, Malindo kelak makin bertaji
JAKARTA. Kenaikan harga bahan baku pakan ternak dan depresiasi rupiah menekan kinerja PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sepanjang sembilan bulan pertama 2013. Laba bersih MAIN turun 9,15% dari laba bersih pada periode sama 2012, menjadi Rp 242,64 miliar. Padahal, pendapatan MAIN masih bertumbuh 23,41% menjadi Rp 3,11 triliun.Analis Paramitra Alfa Sekuritas Fadhil Herdyansyah menjelaskan, kinerja MAIN turun lantaran pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Apalagi selama ini bahan baku produksi masih diimpor. "Setiap 1% pelemahan nilai tukar rupiah, berdampak terhadap peningkatan biaya 10%," ujar Fadhil, Selasa (12/11).Senada, analis AAA Sekurities Maula Adini Putri, dalam risetnya 8 November 2013, menghitung, margin kotor MAIN turun menjadi 19% dari sebelumnya 21,3%. Penurunan ini terjadi akibat kenaikan harga jagung dan kedelai.Meski kinerja turun, sejumlah analis menilai, bisnis MAIN akan bertumbuh di masa depan. Langkah ekspansi yang dilaksanakan MAIN bakal menjadi salah satu motor penggeraknya.MAIN kini sedang meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik di Semarang dan Makasar. MAIN menargatkan, kapasitas produksinya akan tumbuh menjadi 240.000 ton per tahun, dari saat ini sebesar 180.000 ton.Tidak hanya itu, MAIN juga membangun proyek breeder dan boiler. Proyek breeder akan menambah kapasitas sebanyak 15 juta-30 juta anak ayam umur satu hari (DOC) per tahun.Adapun, proyek broiler akan menambah kapasitas sebanyak 6 juta per tahun. Proyek-proyek ini direncanakan selesai di 2014. Catat, MAIN juga telah masuk ke bisnis makanan olahan dengan memproduksi sosis dan nugget bermerek Sunny Gold. Dengan ekspansi gencar ini, analis Batavia Prosperindo Sekuritas Robertus Hardy Yanuar melihat, kinerja MAIN akan positif. Penambahan kapasitas produksi akan memangkas selisih kapasitas produksi MAIN dengan pesaingnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). "Tapi MAIN harus memperhatikan efisiensi biayanya," saran dia.Robertus memperkirakan, MAIN tahun depan akan mencetak pendapatan sebesar Rp 4,76 triliun dan laba bersih sekitar Rp 434 miliar hingga Rp 435 miliar.Robertus merekomendasikan hold saham MAIN dengan target harga Rp 3.725 per saham. Harga tersebut mencerminkan rasio harga berbanding laba bersih per saham alias price to earning ratio (PER) sebesar 19 kali. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang PER rata-rata industri yang sudah di level 22 kali.Sementara, Fadhil memproyeksikan, pendapatan MAIN di 2014 akan meningkat sebesar 29% dan laba bersih 15%-20%. Fadhil merekomendasikan buy saham MAIN dengan target harga Rp 4.000 per saham. Harga tersebut merefleksikan PER 15,9 kali.Senada dengan Fadhil, Maula pun merekomendasikan buy saham MAIN. Ekspansi tahun ini menjadi bekal fundamental yang kuat. Dia mematok target harga saham MAIN di level Rp 3.650 per saham, yang setara 17,2 kali PER tahun ini dan 12,8 kali PER 2014.Kemarin, harga saham MAIN turun 5,30% menjadi Rp 3.125 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News