GIC dan IFC bidik 5% saham LSIP?



JAKARTA. Rumor panas kembali menerpa saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Kabarnya, saham emiten anak usaha Grup Salim ini sedang menjadi incaran dua institusi bergengsi asing. Seorang pelaku pasar bilang, kedua lembaga itu tidak lain adalah Goverment of Singapore Investment Corporation (GIC) dan International Finance Corporation (IFC). GIC adalah sebuah perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura. Sedangkan IFC seperti kita ketahui adalah anak usaha Bank Dunia. "Morgan Stanley kabarnya ditunjuk sebagai penasihat transaksi ini," ujar sang pembisik, Kamis (31/3). Sayangnya, ia tidak mengetahui alasan kedua lembaga internasional itu berburu saham LSIP dan pada harga berapa mereka akan melakukan pembelian. Masih menurut sumber KONTAN, lembaga asing itu kabarnya membeli melalui beberapa sekuritas lokal seperti Mandiri Sekuritas, Krena Graha Sekurindo dan AmCapital Indonesia. Berdasarkan catatan Bloomberg, sejak 1 Maret hingga 31 Maret 2011, Mandiri Sekuritas memang tercatatkan pembelian bersih (net buy) terbanyak saham LSIP senilai Rp 43,66 miliar. Disusul berturut-turut oleh Krena Graha dan AmCapital senilai masing-masing Rp 33,38 miliar dan Rp 30,94 miliar. Berdasarkan data RTI, hingga per tanggal 28 Februari 2011 lalu, PT Salim Ivomas Pratama menjadi pengendali saham LSIP dengan kepemilikan 59,48%. Sementara masyarakat dengan kepemilikan dibawah 5%. menguasai sisanya. Hingga penutupan perdagangan Kamis, harga saham LSIP berakhir di level Rp 2.275 per saham atau turun 3,19% dari penutupan hari sebelumnya di Rp 2.350 per saham. Pada pukul 11.06, saham LSIP naik 1,1% menjadi Rp 2.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie