JAKARTA. Setelah membatasi impor jagung untuk pakan ternak, kini Kementerian Pertanian (Kemtan) mulai membatasi impor gandum untuk pakan ternak. Pembatasan itu mulai dirasakan sejak 16 Juni 2016 di mana Kemtan tidak mengeluarkan rekomendasi impor gandum untuk pakan ternak. Padahal, kebijakan Kemtan membatasi impor jagung untuk pakan ternak telah mendorong peningkatan gandum sebagai substitusi jagung. Sebab, impor jagung pada semester I 2016 cuma 800.000 ton, atau separo dari realisasi impor jagung pada periode sama tahun 2015 sebesar 1,4 juta ton. Sementara itu pada periode yang sama realisasi impor gandum untuk pakan ternak naik menjadi 2,5 juta ton, atau naik lebih dari 1.200% dibandingkan periode sama tahun lalu yang berkisar 230.000 an ton.
Giliran impor gandum untuk pakan dibatasi
JAKARTA. Setelah membatasi impor jagung untuk pakan ternak, kini Kementerian Pertanian (Kemtan) mulai membatasi impor gandum untuk pakan ternak. Pembatasan itu mulai dirasakan sejak 16 Juni 2016 di mana Kemtan tidak mengeluarkan rekomendasi impor gandum untuk pakan ternak. Padahal, kebijakan Kemtan membatasi impor jagung untuk pakan ternak telah mendorong peningkatan gandum sebagai substitusi jagung. Sebab, impor jagung pada semester I 2016 cuma 800.000 ton, atau separo dari realisasi impor jagung pada periode sama tahun 2015 sebesar 1,4 juta ton. Sementara itu pada periode yang sama realisasi impor gandum untuk pakan ternak naik menjadi 2,5 juta ton, atau naik lebih dari 1.200% dibandingkan periode sama tahun lalu yang berkisar 230.000 an ton.