KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegaduhan dalam PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membuat para investor gerah. Sejumlah investor ritel akhirnya bergabung dan bersama-sama meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut menyelidiki dugaan penyelewengan oleh direksi AISA. Hal itu terungkap dalam surat permohonan kepada OJK yang juga ditembuskan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), yang diperoleh KONTAN, Rabu (1/8). Ada beberapa poin yang mendasari permohonan penyelidikan ini. Salah satunya, soal pencatatan transaksi ke sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Joko Mogoginta, Direktur Utama AISA. Pencatatan transaksi ini dinilai tidak pas sehingga muncul dugaan ada penyelewengan.
Investor sejatinya sempat menanyakan hal itu dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Namun, tidak ada penjelasan gamblang dari manajemen. "Hal ini memperkuat dugaan kami bahwa dugaan kami benar," tulis perwakilan investor ritel dalam surat tersebut. Investor ritel meminta OJK menangani kasus ini secara cepat, tepat, menyeluruh dan adil. Para investor ritel meminta OJK menegakkan perlindungan investor dalam menangani kasus ini. Diva, seorang investor ritel yang memiliki 12.000 lot saham AISA juga menduga ada pelanggaran GCG di AISA. Ia saat ini memilih wait and see keputusan OJK terlebih dahulu. Ia berharap, OJK bisa mengesahkan hasil voting yang memutuskan pergantian direksi. "Jika ternyata memberi lampu hijau untuk RUPST ulang seperti permintaan direksi, saya pasti akan langsung bergerak," tegas Diva. Manajemen AISA belum bersedia mengomentari permohonan investor ritel tersebut. Alasannya, mereka masih menunggu keputusan OJK. Adu kuat Tampuk kepemimpinan AISA sekarang terbelah. Dewan komisaris dan direksi saling berseteru. Bahkan, perseteruan itu berbuah skenario saling menjatuhkan antar kubu dalam RUPS. KONTAN memperoleh dokumen skenario dewan direksi dalam RUPST AISA pada 27 Juli 2018. Salah satunya adalah rencana memberhentikan dua komisaris AISA, yakni Jaka Prasetya dan Hengky Koestanto. Namun, skenario itu justru gagal total pada saat RUPS digelar.