JAKARTA. Pelemahan dollar AS merepotkan bank sentral Jepang (BoJ). Setelah Federal Reserves (The Fed) memastikan quantitative easing tahap ketiga akan bergulir, nilai the greenback pun longsor terhadap berbagai valuta, tidak terkecuali yen. Usai pernyataan The Fed, pairing USD/JPY sempat menyentuh kisaran 77, yang merupakan level psikologisnya. Namun di penutupan perdagangan akhir pekan lalu, pasangan USD/JPY bangkit lagi dan menyentuh 78,39. Namun posisi itu tetap lebih rendah 1,61% daripada level penutupannya di hari terdahulu. Tren terbaru di pasar valuta ini tidak menggembirakan hati para petinggi BoJ dan pemerintah Jepang. "Selama ini, perekonomian Jepang bergantung pada pasar ekspor. Bila nilai tukar yen menguat, harga produk Jepang menjadi mahal dan tidak kompetitif di pasar," tutur analis senior Monex Investindo Futures, Daru Wibisono.
Giliran Yen yang menguat
JAKARTA. Pelemahan dollar AS merepotkan bank sentral Jepang (BoJ). Setelah Federal Reserves (The Fed) memastikan quantitative easing tahap ketiga akan bergulir, nilai the greenback pun longsor terhadap berbagai valuta, tidak terkecuali yen. Usai pernyataan The Fed, pairing USD/JPY sempat menyentuh kisaran 77, yang merupakan level psikologisnya. Namun di penutupan perdagangan akhir pekan lalu, pasangan USD/JPY bangkit lagi dan menyentuh 78,39. Namun posisi itu tetap lebih rendah 1,61% daripada level penutupannya di hari terdahulu. Tren terbaru di pasar valuta ini tidak menggembirakan hati para petinggi BoJ dan pemerintah Jepang. "Selama ini, perekonomian Jepang bergantung pada pasar ekspor. Bila nilai tukar yen menguat, harga produk Jepang menjadi mahal dan tidak kompetitif di pasar," tutur analis senior Monex Investindo Futures, Daru Wibisono.