KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Bank Indonesia melonggarkan Giro Wajib Minimum 50 bps guna mendorong pertumbuhan kredit tak sejalan dengan realisasi di lapangan. Alih-alih ekspansi kredit, beberapa bank lebih memilih membeli surat berharga. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) Rohan Hafas misalnya menyatakan, tambahan likuiditas yang didapat bank berlogo pita emas akan digunakan untuk penempatan ke surat berharga. “Tambahan likuiditas dari pelonggaran GWM tak membuat kredit lebih ekspansif. Lebih ke instrumen pasar uang, ada yang bisa kita beli MTN, obligasi jangka pendek sebelum disalurkan ke kredit,” katanya saat ditemui d DPR, Selasa (9/7).
Giro wajib minimum (GWM) dilonggarkan, bank malah pilih koleksi surat berharga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Bank Indonesia melonggarkan Giro Wajib Minimum 50 bps guna mendorong pertumbuhan kredit tak sejalan dengan realisasi di lapangan. Alih-alih ekspansi kredit, beberapa bank lebih memilih membeli surat berharga. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) Rohan Hafas misalnya menyatakan, tambahan likuiditas yang didapat bank berlogo pita emas akan digunakan untuk penempatan ke surat berharga. “Tambahan likuiditas dari pelonggaran GWM tak membuat kredit lebih ekspansif. Lebih ke instrumen pasar uang, ada yang bisa kita beli MTN, obligasi jangka pendek sebelum disalurkan ke kredit,” katanya saat ditemui d DPR, Selasa (9/7).