Gita bidik target 5% investasi di kawasan ekonomi khusus



JAKARTA. Pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) diharapkan dapat berkontribusi sekitar 5% terhadap total investasi nasional dalam lima tahun pertama. Pelaksana tugas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, pada tahun pertama peresmian KEK kemungkinan besar hanya akan berkontribusi tak lebih dari 2% terhadap investasi dalam negeri. Untuk periode jangka menengah dan panjang, KEK berpotensi memberikan kontribusi sekitar 5% pada tahun pertama pengembangan dari total investasi. Hanya, katanya, pengembangan KEK itu jangan sampai terulang seperti konsep kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet). Konsep itu telah berlangsung selama 15-16 tahun, tapi hasil investasinya sangat kecil. "Kurang dari 2% dari total investasi," ujarnya, usai peluncuran program bedah warung, Senin (28/11). Minimnya kontribusi Kapet itu, lanjut Gita, menunjukkan semua pihak kurang memaksimalkan promosi territory Kapet. Selain itu, daerah Kapet dinilai belum tepat sasaran membidik lokasi yang diinginkan investor untuk menanamkan modalnya. Terkait hal itu, ucapnya, pemerintah akan secara bertahap menyelesaikan dua KEK yaitu Sei Mangke dan Tanjung Lesung pada tahun ini. Kedua kawasan itu akan dipromosikan sebagai lokasi yang bernilai jual bagi investor dengan prasarana yang mendukung. Artinya, KEK tidak sekadar ditawarkan pada investor padahal masih berbentuk lahan gundul atau hutan lebat. Pemerintah harus merancang KEK itu seperti lokasi investasi Malaysia dan China yang melengkapi infrastruktur listrik, air, jalan, pelabuhan, dan prasarana. Selain itu, pemerintah juga harus menjamin pasokan sumber daya manusia dan memberikan fasilitas fiskal agar investor merasa terjamin berinvestasi. "KEK harus lebih sukses dari Kapet," ujarnya. Tahun ini, untuk diketahui, pemerintah menargetkan total investasi penanaman modal asing/dalam negeri (PMA/PMDN) sebesar Rp 240 triliun. Sementara tahun depan diprediksi akan meningkat hingga Rp 270 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.