GJTL akan terbitkan global bond US$ 250 juta



JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berencana menerbitkan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), GJTL mengungkapkan rencana untuk menerbitkan sebanyak US$ 250 juta. Surat utang ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited.

Penandatangan perjanjian fasilitas terjadi pada 28 Juli 2017. Antara lain GJTL sebagai debitur, dan PT Prima Sentra Megah sebagai penjamin. 


Credit Suisse AG Singapore Branch Deutsche Bank AG Singapore Branch, PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk bertindak sebagai mandated lead arrranger, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk sebagai agen dan agen fasilitas jaminan.

Perusahaan yang bergerak di industri pembuatan barang dari karet termasuk ban ini, akan menjamin surat utang dengan aset perusahaan. Ketentuan pasti atas jumlah pokok, bunga, dan ketentuan-ketentuan dari surat utang baru akan ditetapkan kemudian dengan mengacu pada hasil road show dan pembentukan harga (pricing). "Roadshow kan dilakukan dalam beberapa hari dimulai sejak 1 Agustus 2017. Pricing direncanakan pada Minggu pertama Agustus 2017," kata Direktur GJTL Catharina Widjaja, dalam keterbukaan informasi BEI.

Dalam laporan keuangan konsolidasi per 31 Desember 2016, total ekuitas GJTL yakni Rp 5,85 triliun. Sehingga presentase transaksi terhadap total ekuitas GJTL adalah 56,97%. "Oleh karena itu, total nilai transaksi melebihi 50% dari total ekuitas. Sehingga transaksi memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham perusahaan," tambahnya.

GJTL juga mengumumkan telah menandatangani perjanjian fasilitas dengan jumlah pokok sebesar US$ 210 juta dan Rp 534,2 miliar berjangka waktu 5 tahun. Pada prinsipnya, transaksi penerbitan surat utang dan penerimaan fasilitas pinjaman tidak akan menambah saldo pinjaman perusahaan. Namun akan memperpanjang profil jatuh tempo utang GJTL.

GJTL akan menggunakan dana hasil penerbitan surat utang dan fasilitas pinjaman ini untuk melunasi kewajiban terutang berdasarkan senior secured notes dengan jumlah pokok US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada 2018.

Dengan dilunasinya surat utang jatuh tempo 2018 tersebut, maka kewajiban utang jangka panjang perusahaan, yang semula jatuh tempo pada 2018 diganti dengan surat utang dan perjanjian fasilitas yang jatuh tempo pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati