JAKARTA. Lantaran kurs rupiah tahun ini cukup stabil, kebanyakan emiten di bursa saham masih terhindar dari sentimen negatif fluktuasi kurs. Tapi, Moody's Investors Service menilai masih ada sejumlah emiten di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara yang kinerjanya berpotensi tertekan akibat fluktuasi kurs. Dua di antara emiten yang berpotensi tertekan fluktuasi kurs tersebut berasal dari Indonesia, yakni PT MNC Investama Tbk (BHIT) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). "Sebab, 70% utang dan sebagian beban penting mereka berdenominasi dollar Amerika Serikat, tapi meraup pendapatan dalam mata uang lokal," kata Annalisa Di Chiara, Vice President and Senior Credit Officer Moody's dalam laporan resmi, Selasa (16/5). Di Chiara juga menyebut, kondisi kedua emiten ini belum berubah sejak tahun lalu. Per kuartal I-2017, liabilitas bersih dalam mata uang asing BHIT tercatat Rp 5,94 triliun. Di periode yang sama, liabilitas bersih GJTL sebesar Rp 6,14 triliun.
GJTL dan BHIT mudah digoyang nilai tukar
JAKARTA. Lantaran kurs rupiah tahun ini cukup stabil, kebanyakan emiten di bursa saham masih terhindar dari sentimen negatif fluktuasi kurs. Tapi, Moody's Investors Service menilai masih ada sejumlah emiten di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara yang kinerjanya berpotensi tertekan akibat fluktuasi kurs. Dua di antara emiten yang berpotensi tertekan fluktuasi kurs tersebut berasal dari Indonesia, yakni PT MNC Investama Tbk (BHIT) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). "Sebab, 70% utang dan sebagian beban penting mereka berdenominasi dollar Amerika Serikat, tapi meraup pendapatan dalam mata uang lokal," kata Annalisa Di Chiara, Vice President and Senior Credit Officer Moody's dalam laporan resmi, Selasa (16/5). Di Chiara juga menyebut, kondisi kedua emiten ini belum berubah sejak tahun lalu. Per kuartal I-2017, liabilitas bersih dalam mata uang asing BHIT tercatat Rp 5,94 triliun. Di periode yang sama, liabilitas bersih GJTL sebesar Rp 6,14 triliun.