GJTL menetapkan kupon obligasi 8,375%



KONTAN.CO.ID - PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tengah memproses penerbitan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) yang nilainya mencapai US$ 250 juta. GJTL mematok kupon obligasi global tersebut sebesar 8,375%.

Mengutip prospektus GJTL Senin (14/8), obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura ini memiliki tenor lima tahun. Sehingga, surat utang ini akan jatuh tempo pada 2022 mendatang. Pembayaran obligasi akan dilakukan setiap enam bulan. 

GJTL akan menggunakan dana dari penerbitan obligasi ini untuk membayar kembali (refinancing) senior secured notes tahun 2013 yang nilainya US$ 500 juta. Selain menerbitkan obligasi, GJTL juga mendapat fasilitas pinjaman untuk pelunasan utang yang akan jatuh tempo pada 2018 itu.


Pinjaman baru tersebut terbagi menjadi dua bagian, yakni pinjaman dalam bentuk valuta asing senilai US$ 210 juta dan pinjaman dalam denominasi rupiah senilai Rp 534,2 miliar. Perjanjian fasilitas pinjaman ini sudah ditandatangani pada 28 Juli lalu. 

Fasilitas pinjaman itu menggunakan bunga sesuai dengan jenis kurs pinjaman masing-masing. Untuk pinjaman dollar AS dari kreditur dalam negeri, bunganya sebesar 5,3% per tahun plus LIBOR.

Sementara itu, fasilitas pinjaman dalam bentuk dollar AS dari kreditur asing mematok bunga 4,95% per tahun plus LIBOR. Lalu, fasilitas pinjaman dalam kurs rupiah mematok bunga pinjaman sebesar 4,1% plus JIBOR.

Pinjaman yang diperoleh GJTL juga memiliki tenor lima tahun. Sehingga, dengan refinancing ini, kewajiban utang jangka panjang GJTL yang semula akan jatuh tempo pada 2018, diperpanjang sampai dengan 2022.

Hingga kuartal I-2017, GJTL memiliki utang obligasi yang jatuh tempo dalam waktu setahun sebesar Rp 6,6 triliun. Total seluruh kewajiban GJTL pada periode itu mencapai Rp 13,17 triliun. Lalu, nilai ekuitas GJTL sebesar Rp 6 triliun.

Penjualan GJTL mencapai Rp 3,7 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka itu naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,4 triliun. Di sisi lain, laba bersihnya turun dari Rp 337,8 miliar menjadi Rp 215 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati