GLOBAL MARKETS - Wall Street Meredup, Dolar AS Menguat Oleh Spekulasi



KONTAN.CO.ID - Wall Street mengakhiri perdagangan Selasa (7/5) dengan laju kenaikan sebagian besar indeks berkurang. Ini terjadi setelah sebelumnya indeks global lainnya mengalami kenaikan karena investor masih menimbang kapan dan seberapa besar Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga tahun ini.

Indeks acuan global MSCI mencatat kenaikan 0,30%, sementara saham Eropa ditutup di rekor tertinggi.

Sementara itu, imbal hasil Treasury tenor acuan sedikit melemah, tetapi dolar AS justru menguat didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat dan potensi suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan negara maju lainnya.


"Ini adalah hari yang tenang, indeks utama datar, dan ada beberapa aksi ambil untung," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York.

"Fokus tetap pada Fed, tetapi Fed cukup jelas bahwa tidak akan ada banyak perubahan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Indeks Saham AS Naik Tipis, Tren Kenaikan Masih Lanjut

"Laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat menyusul data PDB minggu sebelumnya, yang menunjukkan pertumbuhan paling lambat dalam hampir dua tahun, memicu perkiraan dovish di antara investor tentang seberapa cepat dan seberapa besar Fed akan menurunkan suku bunga.

Pelaku pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga Fed sebesar 44 basis poin pada akhir 2024, dengan kemungkinan penurunan pertama pada bulan September, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG. Sebelumnya, pelaku pasar hanya memperkirakan satu penurunan suku bunga karena data inflasi yang masih tinggi.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, dalam sebuah esainya, mengatakan bahwa kemajuan yang terhenti dalam penanganan inflasi berarti kebijakan moneter mungkin tidak akan seketat yang diperkirakan para pejabat. Hal ini meningkatkan kemungkinan harga "berada di level yang lebih tinggi" dari target 2% yang ditetapkan Fed.

"Kami tidak berpikir bahwa inflasi tidak akan turun. Kami hanya tidak berpikir bahwa setelah mendapat tiga data inflasi yang tinggi, kami akan merasa nyaman dengan inflasi secepat itu," kata Thierry Wizman, ahli strategi valas dan suku bunga global di Macquarie di New York.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (7 Mei 2024), Sebulan Cuan 1,46%

"Dibutuhkan lebih dari satu data, bahkan mungkin lebih dari dua data inflasi yang rendah sebelum Fed merasa nyaman, dan itu berarti mungkin tidak akan ada cukup waktu tahun ini untuk melakukan dua penurunan suku bunga."

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 0,08%, S&P 500 (.SPX) naik 0,13%, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 0,1%.

Sementara itu, optimisme dari laporan keuangan sektor keuangan serta ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada awal bulan depan mengangkat saham-saham di Eropa. Indeks pan-regional STOXX 600 (.STOXX) ditutup naik 1,14%. DAX Jerman (.GDAXI) melonjak 1,4%.

Dolar AS yang sempat melemah pada awal perdagangan berhasil rebound dan menguat terhadap sekeranjang mata uang dunia. Dolar AS bahkan menguat terhadap yen Jepang meskipun ada peringatan baru dari pejabat Jepang tentang kesediaan mereka untuk menopang mata uang mereka.

Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru 7 Mei 2024

Indeks dolar (.DXY) naik 0,3%, dengan euro (EUR=) turun 0,14% menjadi $1,0753. Yen Jepang melemah 0,49% terhadap greenback di 154,68 per dolar, sementara poundsterling (GBP=) terakhir diperdagangkan di $1,2508, turun 0,42% pada hari ini.

By Herbert Lash and Stephen Culp

(Reporting by Stephen Culp; Additional reporting by Herbert Lash in New York and Amanda Cooper in London; Editing by Gareth Jones and Jonathan Oatis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana