KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten distributor barang elektronik dan teknologi, PT Galva Technologies Tbk (
GLVA) targetkan laba bersih di tahun ini dapat tumbuh hingga 12% secara
year on year. Untuk itu, perseroan juga tengah lakukan strategi-strategi bisnis di sisa tahun 2021. Sekretaris Perusahaan Galva Technologies Maria Fransiska mengatakan, perseroan berupaya untuk memperkuat pilar usaha melalui optimalisasi penerapan
digital marketing via penjualan
e-commerce dan digital platform. Adapun, GLVA juga akan meningkatkan porsi pendapatan usaha melalui
recurring income dari jasa layanan atau
managed services seperti
Hardware and Software as a service yang merupakan bagian dari fokus
service industry yang ditargetkan.
“Kami juga optimis di kuartal IV-2021 penjualan ditargetkan bisa menambah Rp 500 miliar. Terutama dari penjualan IT,” ujarnya dalam paparan
Public Expose secara virtual, Rabu (17/11). Perseroan juga memperkirakan target laba bersih tersebut akan didorong dari penjualan IT sebesar 65% dan sisanya sebesar 35% dari penjualan
document solution.
Baca Juga: Galva Technologies (GLVA) menyerap 65% alokasi belanja modal 2021 Sementara itu, untuk mempercepat pertumbuhan kinerja perseroan, GLVA telah mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA). Maria mengungkapkan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal dan kegiatan operasional. “Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk menunjang kebutuhan modal terutama membeli barang dagangan,” ujarnya. Adapun besaran jumlah fasilitas kredit yang diterima oleh perseroan yakni senilai Rp 302,52 miliar. Fasilitas pinjaman ini terdiri dari multi fasilitas L/C senilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 71,26 miliar. Selanjutnya fasilitas
time loan revolving sebesar Rp 115 miliar, selain itu ada jenis fasilitas
forward line sebanyak US$ 5 juta, dan
standby L/C sebesar Rp 45 miliar.
Sementara itu, mengenai rencana ekspansi perseroan, pihaknya belum dapat menyampaikan secara detail, sebab saat ini perseroan melihat dampak pandemi Covid-19 tidak dapat diprediksi, sehingga perseroan hanya fokus untuk menstabilkan jalannya roda perusahaan. “Saat ini juga kita melihat adanya tantangan-tantangan bisnis yang masih terjadi seperti kelangkaan komponen-komponen sehingga pasokan produk terganggu,” tambah dia. Maria juga menambahkan, perseroan tengah menghadapi kesulitan logistik terutama kelangkaan kontainer sehingga pengadaan barang atau produk menjadi tidak tepat waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .