GM akui kesalahannya saat investasi di Indonesia



DETROIT. General Motors memutuskan untuk menutup pabriknya di Indonesia. Sebagai dampaknya, ada 500 pekerja mereka yang dirumahkan.

GM Executive Vice President Stefan Jacoby mengakui sejumlah kesalahan yang mereka perbuat saat berinvestasi di Indonesia. Salah satunya, berhadapan langsung dengan produsen mobil Jepang di Indonesia.

Seperti yang diketahui, GM berupaya mengambil pangsa pasar produsen mobil Jepang melalui Chevrolet Spin. Namun rupanya, harganya terlalu mahal jika GM mau mengambil untung di Indonesia. Sebab, hampir seluruh suku cadangnya diimpor.


Selain itu, Spin yang diluncurkan untuk menyaingi Toyota Avanza, gagal meraih target seperti yang diharapkan. Kondisi itu membuat pabrik produksi Spin di Bekasi harus menanggung beban finansial yang besar.

Tingkat produksi Spin pada tahun lalu kurang dari seperempat kapasitas tahunan pabrik Bekasi sebanyak 40.000 unit kendaraan. Catatan saja, GM hanya berhasil menjual 8.412 unit Spin pada tahun lalu di Indonesia dan mengekspor hampir 3.000 unit.

"Kami tak bisa meningkatkan produksi Spin untuk mendongkrak volume seperti yang kami targetkan..meski demikian, produksinya cukup baik. Rantai logistik Spin sangat kompleks, selain itu volume penjualan juga rendah. Sedangkan dari sisi harga, kami tidak kompetitif," jelasnya.

GM akan menghentikan produksi Spin di Indonesia pada akhir Juni dan menutup pabrik Bekasi. Dengan adanya restrukturisasi itu, maka GM Indonesia hanya sebagai unit penjualan saja. (Automotivenews.com)

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie