JAKARTA. Hajatan pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung tahun ini tidak membuat PT Gaya Makmur (GM) Tractors pesimistis. Justru perusahaan penjual alat berat ini optimistis laju bisnisnya bisa meraup hasil positif. Perusahaan yang mulai beroperasi 2005 ini pasang target pertumbuhan penjualan alat berat sebesar 20% dari tahun lalu. Sektor infrastruktur yang masih terus menggeliat diharapkan masih menjadi penopang bisnis GM Tractors. Tjandi Mulyono, Presiden Direktur GM Tractors bertutur, tahun lalu penjualan alat berat perusahaan ini meningkat dari 2012, meski tidak mencapai target yang dicanangkan. "Pada 2013 lalu ada peningkatan, tetapi sedikit dibawah target kami yang sebesar 500 unit. Angkanya sekitar 400-an unit," kata Tjandi, Kamis (24/4).
Menurutnya, kurang maksimalnya penjualan GM Tractors lantaran adanya pengaruh nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS sejak akhir 2013. Imbasnya, banyak pihak yang menunda pembayaran dan pembelian produk. Walhasil, omzet penjualan alat berat GM Tractors tahun lalu pun, katanya, tidak berubah ketimbang 2012. Yaitu sebesar Rp 500 miliar.Asal tahu saja, GM Tractors menjual produk alat berat yang beragam. Paling murah berharga US$ 14.000 per unit dan yang termahal harganya sekitar € 350.000 per unit. Nah, untuk tahun ini, GM Tractors menargetkan penjualan dari sisi volume minimal sama dengan tahun lalu, artinya berkisar 400-an unit. Namun, apabila pemilu presiden berjalan lancar, bisa jadi akan mempengaruhi lonjakan belanja infrastruktur sehingga GM Tractors pun percaya diri bisa menargetkan pertumbuhan penjualan 20% tahun ini. Ia berujar, sektor infrastruktur bakal punya peranan penting dalam bisnis alat berat. Banyak terjadi pembelian alat berat untuk menunjang perbaikan jalan. Meski penjualan alat berat pada kuartal I-2014 relatif stabil, namun ia memperkirakan dikuartal II dan berikutnya bakal melonjak, seiring banyaknya kondisi jalan dan infrastruktur lain yang rusak paska bencana banjir di awal tahun ini. Saat ini, GM Tractors masih fokus pada penjualan untuk infrastruktur. "Paling besar untuk sektor infrastruktur yaitu mencapai 60% dari total penjualan. Kemudian dari perkebunan," ucap dia. Meski juga menjual ke sektor tambang, GM Tractors tidak langsung terkena dampak dari melemahnya sektor itu. Pasalnya soalnya, prosentase penjualan ke sektor ini relatif masih kecil.
Adapun produk alat berat yang menjadi penopang bisnis GM Tractors adalah merek XCMG asal China. Kontribusinya berkisar 60%-70% dari total penjualan perusahaan ini. Alat berat dari China memang kerap jadi pilihan, lantaran harganya yang relatif miring ketimbang produk serupa dari Jepang atau Eropa. Namun Tjandi mengakui, alat berat dari China rentan rusak. Untuk itu, pihaknya menawarkan layanan purna jual yang selalu sigap bila ada kerusakan.Termasuk soal pasokan suku cadang. Selain itu, GM Tractors juga kerap membawa produk alat berat anyar ke pasar domestik. Salah satunya yang terbaru adalah mulai memperkenalkan alat berat model crane line dan green line merek Sennebogen asal Jerman tahun ini yang dinilai cocok untuk beragam industri. Salah satunya ke Pemprov DKI Jakarta. "Produk ini cocok untuk mengangkut sampah," kata Tjandi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon