GMF bangun fasilitas perawatan pesawat di Batam



JAKARTA. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk, yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) berencana bekerja sama dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) dalam penggunaan lahan untuk pengembangan industri perawatan pesawat di kawasan Bandara Hang Nadim, Batam.

GMF dan BP Batam telah meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understansing (Mou) terkait rencana kerja sama tersebut pada Senin (20/1).

Direktur Utama GMF Juliandra mengatakan, lahan milik BP Batam akan dipergunakan oleh GMF dan partner untuk pembangunan fasilitas perawatan pesawat berupa hangar dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk pengembangan gudang logistik alias maintenance, repair, and overhaul (MRO).


“Pembangunan gudang logistik merupakan komitmen kami dalam mengembangkan bisnis logistik GMF di area Batam. Nantinya keberadaan gudang logistik akan mendukung kebutuhan persediaan suku cadang untuk operasional hangar di lahan tersebut dan juga untuk line maintenance GMF di area Sumatra dan sekitarnya,” kata Juliandra dalam keterangan resmi, Senin (20/2).

Fasilitas perawatan pesawat berupa hangar tersebut rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 25.000 meter persegi (m2). Ini ditargetkan akan menyerap pasar perawatan pesawat internasional. Saat ini, pembangunan hangar sedang dalam tahap evaluasi kelayakan bisnis bersama, dan ditargetkan dapat mulai dibangun pada semester kedua 2017 dan dapat beroperasi pada semester kedua tahun 2018.

GMF antusias dengan kesempatan yang diberikan pihak BP Batam dalam menyiapkan lahan untuk kerja sama tersebut beriringan dengan pengembangan Bandara Hang Nadim.

Sebagai tindak lanjut nota kesepahaman ini, akan dilakukan penetapan lokasi dan pengukuran lahan, negosiasi aspek komersial, penyusunan perjanjian kerjasama, dan kemudian dilanjutkan dengan pengurusan perijinan usaha. "Paralel kami juga akan merealisasikan partnership dengan beberapa pihak dalam mengembangkan bisnis GMF di Batam ini,” kata Juliandra.

Menurut Juliandra, pemilihan Batam sebagai area pengembangan bisnis GMF didasarkan pada faktor lokasi yang strategis di mana Batam sangat dekat dengan Singapura yang merupakan hub aviasi Asia.

Selain itu, potensi Batam sebagai kawasan yang mengalami pertumbuhan bisnis dan perdagangan yang cukup pesat dan adanya kemudahan fasilitas kepabeanan terkait dengan rencana pengembangan bisnis logistik GMF di Batam juga menjadi pertimbangan bagi GMF dalam melakukan ekspansi bisnisnya di Batam.

"Kami yakin, ekspansi bisnis GMF di Batam yang memiliki potensi sangat baik ini mampu mendorong tercapainya visi GMF di tahun 2020 sebagai 10 besar MRO di dunia," tambahnya.

Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu hasil dini dari upaya mendatangkan investasi di sektor industri teknologi tinggi, yang menjadi bagian dari misi BP Batam.

“Sangat menghargai dan menyambut baik keputusan GMF untuk membangun MRO di Batam, kami optimis dengan adanya MRO di Batam akan dapat menggerakkan industri penerbangan lebih baik lagi ke depan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini