JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) memulai babak baru dalam bisnisnya. Tidak merasa cukup menguasai 60% pangsa pasar perawatan pesawat di dalam negeri, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) itu mulai merambah bisnis rancang bangun.Direktur Utama GMF Richard Budihadianto memastikan perusahaannya memiliki kemampuan rancang bangun yang mumpuni setelah menerima Design Approval Organization (DOA) class B dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub).Proses GMF mendapatkan sertifikat itu cukup panjang, mulai diajukan sejak Juli 2009 dan baru diperoleh 9 Agustus lalu. Dimana dengan sertifikat itu, GMF bisa melakukan pekerjaan minor repair design and minor alteration design terkait APU, struktur, interior kabin, dan avionic."Selain itu, GMF juga bisa melakukan major repair design dan major alteration design. Intinya sertifikat ini khusus untuk pekerjaan yang kaitannya dengan airframe," jelas Richard, Senin (30/8).Dengan meningkatnya kemampuan GMF dalam memodifikasi struktur pesawat, hal tersebut menurutnya bisa mengalihkan pekerjaan dari maskapai yang biasa dilakukan perusahaan asing ke dalam negeri. "Hal tersebut bisa menghemat devisa yang lari keluar negeri. Selain itu, ongkos yang dikeluarkan maskapai untuk pekerjaan ini jauh lebih murah 50%. Namun, dengan kualitas yang tidak kalah dengan pekerjaan bengkel luar negeri," imbuhnya.Dalam catatan Richard, pasar rancang bangun di Indonesia cukup menjanjikan karena nilainya terus meningkat setiap tahun. Pada 2008, devisa yang mengalir ke luar negeri dari industri rancang bangun mencapai US$ 75 juta dan naik menjadi sekitar US$ 100 juta tahun lalu.Pasar rancang bangun akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri maskapai penerbangan Indonesia. Apalagi maskapai nasional terus menambah jumlah pesawat dan memodifikasi interior untuk kenyamanan penumpang."Berikutnya kami mulai merintis tahapan untuk mendapat sertifikasi DOA dari European Aviation Safety Agency (EASA). Sehingga ke depan GMF bisa dirujuk untuk mendapat pekerjaan rancang bangun dari seluruh maskapai asing.Sekedar catatan, sertifikasi DOA merupakan pendelegasian pekerjaan dari otoritas penerbangan sipil kepada perusahaan yang berkaitan dengan rancang bangun. Sertifikat DOA diberikan dalam empat kelas yakni A, B, C, dan D. Kelas A diberikan untuk pekerjaan minor repair design atau minor repair alteration.Adapun kelas C untuk design suplemental type certificate (STC), part manufacturing approval (PMA), APU technical standard order, dan kelas D untuk part certificate.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
GMF masuki bisnis rancang bangun
JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) memulai babak baru dalam bisnisnya. Tidak merasa cukup menguasai 60% pangsa pasar perawatan pesawat di dalam negeri, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) itu mulai merambah bisnis rancang bangun.Direktur Utama GMF Richard Budihadianto memastikan perusahaannya memiliki kemampuan rancang bangun yang mumpuni setelah menerima Design Approval Organization (DOA) class B dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub).Proses GMF mendapatkan sertifikat itu cukup panjang, mulai diajukan sejak Juli 2009 dan baru diperoleh 9 Agustus lalu. Dimana dengan sertifikat itu, GMF bisa melakukan pekerjaan minor repair design and minor alteration design terkait APU, struktur, interior kabin, dan avionic."Selain itu, GMF juga bisa melakukan major repair design dan major alteration design. Intinya sertifikat ini khusus untuk pekerjaan yang kaitannya dengan airframe," jelas Richard, Senin (30/8).Dengan meningkatnya kemampuan GMF dalam memodifikasi struktur pesawat, hal tersebut menurutnya bisa mengalihkan pekerjaan dari maskapai yang biasa dilakukan perusahaan asing ke dalam negeri. "Hal tersebut bisa menghemat devisa yang lari keluar negeri. Selain itu, ongkos yang dikeluarkan maskapai untuk pekerjaan ini jauh lebih murah 50%. Namun, dengan kualitas yang tidak kalah dengan pekerjaan bengkel luar negeri," imbuhnya.Dalam catatan Richard, pasar rancang bangun di Indonesia cukup menjanjikan karena nilainya terus meningkat setiap tahun. Pada 2008, devisa yang mengalir ke luar negeri dari industri rancang bangun mencapai US$ 75 juta dan naik menjadi sekitar US$ 100 juta tahun lalu.Pasar rancang bangun akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri maskapai penerbangan Indonesia. Apalagi maskapai nasional terus menambah jumlah pesawat dan memodifikasi interior untuk kenyamanan penumpang."Berikutnya kami mulai merintis tahapan untuk mendapat sertifikasi DOA dari European Aviation Safety Agency (EASA). Sehingga ke depan GMF bisa dirujuk untuk mendapat pekerjaan rancang bangun dari seluruh maskapai asing.Sekedar catatan, sertifikasi DOA merupakan pendelegasian pekerjaan dari otoritas penerbangan sipil kepada perusahaan yang berkaitan dengan rancang bangun. Sertifikat DOA diberikan dalam empat kelas yakni A, B, C, dan D. Kelas A diberikan untuk pekerjaan minor repair design atau minor repair alteration.Adapun kelas C untuk design suplemental type certificate (STC), part manufacturing approval (PMA), APU technical standard order, dan kelas D untuk part certificate.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News