KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) telah memperoleh pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait perhelatan initial public offering (IPO). Sehingga, mereka mengukuhkan posisi sebagai perusahaan perawatan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini secara resmi akan melepas 2,82 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Adapun harga pelaksanaannya Rp 400 per saham. Dus, GMF AeroAsia bakal meraup dana segar Rp 1,27 triliun melalui aksi korporasi tersebut. Sebelumnya, GMF AeroAsia berencana menjual sebanyak-banyaknya 30% atau 10,89 miliar saham baru. Dari jumlah itu, 20% dilepas ke pasar sementara sisanya dialokasikan untuk investor strategis.
"Dengan mempertimbangkan animo dari calon investor, baik publik maupun strategis, selama masa penawaran awal atau book building serta untuk mengoptimalkan nilai perusahaan, maka kami memutuskan untuk melepas saham dengan komposisi 10% untuk publik pada saat IPO dan 20% untuk investor strategis pasca IPO," kata Direktur Utama GMF AeroAsia Iwan Joeniarto dalam keterangan resmi, Jumat (29/9). GMF AeroAsia akan menggunakan 60% dana hasil IPO untuk pengembangan kapabilitas dan kapasitas. Kemudian, 25% lagi untuk modal kerja. Dan, sisanya 15% buat melunasi sebagian utang perusahaan yang berdiri 1949 itu. Iwan menambahkan, melalui IPO, GMF AeroAsia juga berkomitmen untukberkontribusi pada perekonomian negara kita. Setelah hajatan penawaran perdana ini, rencana ekspansi akan berjalan lebih cepat lagi.