GMFI akan memaksimalkan diversifikasi bisnis untuk bertahan dari pandemi Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) resmi menerima Certificate of Approval Approved Military Repair Station (AMARS) dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Selasa (2/2). 

Pencapaian ini merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk semakin serius menggarap pasar pesawat angkut milik industri pertahanan Republik Indonesia. Adapun, sertifikasi ini dilakukan agar aspek kelaikan perawatan alutsista khususnya untuk pesawat angkut dengan registrasi militer memiliki standardisasi yang baik.

VP Corporate Secretary & Legal PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, Rian Fajar Isnaeni mengatakan sesuai dengan rencana kerja Perseroan di tahun ini, GMFI akan memaksimalkan diversifikasi bisnis sebagai salah satu langkah untuk bertahan di masa pandemi.


“Kami akan optimalkan pasar MRO pesawat angkut komersil, pesawat angkut milik industri pertahanan serta Industrial Gas Turbine Engine (IGTE). Dua sektor terakhir ini memiliki tingkat volatility yang relative rendah sehingga mampu menjadi tumpuan bisnis GMF ke depan,” kata Rian kepada KONTAN, Selasa (9/2). 

Rian mengatakan, setelah penetrasi ke pasar industri pertahanan tahun ini, GMFI memproyeksikan pendapatan dari segmen tersebut sekitar 20% dari total pendapatan perseroan di tahun berjalan. “Kami proyeksikan potensi pendapatan dari industri pertahanan di tahun ini sekitar 20% dari total pendapatan Perseroan di tahun berjalan,” ujarnya. 

Baca Juga: Terima sertifikasi, GMF Areo Asia (GMFI) siap penetrasi ke pasar industri pertahanan

Adapun, di tahun ini GMFI juga menargetkan pertumbuhan pendapatan serta laba untuk tahun buku berjalan dapat tumbuh sekitar 20%. “Dengan tetap mengedepankan pola efisiensi dan efektifitas bisnis serta optimalisasi diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan. Kami optimis GMFI dapat membukukan laba bersih di tahun ini,” harapnya. 

Sebagi informasi, selain diberi kepercayaan oleh Kementerian Pertahanan agar seluruh pesawat angkut militer yang dilakukan perawatan laik terbang, GMFI juga telah mengantongi banyak sertifikasi dari badan regulator seperti FAA, EASA, DGCA, CASA, serta lebih dari 25 negara lain di seluruh dunia.

Selain itu, Rian juga bilang sampai saat ini maskapai di domestik banyak yang memaksimalkan potensi rute yang sudah ada dengan menjaring rute-rute yang memiliki profitability bagus serta mengoptimalkan sektor bisnis di cargo. 

“Seperti yang dilakukan di Garuda Indonesia Grup yakni Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia dimana sektor bisnis cargo cukup menjanjikan potensi bisnisnya di kala pandemi ini,” tandasnya. 

Adapun untuk membiayai pesawat-pesawat tentu akan memakan biaya yang cukup besar setelah leasing dan fuel. Ia memperkirakan totalnya bisa mencapai 30% dari keseluruhan beban operasional. “Pun ketika pesawat tidak terbang tetap dilakukan perawatan prolong inspection untuk memastikan pesawat yang tetap di jaga standar kelaikannya,” tutupnya. 

Selanjutnya: GMF Aero Asia (GMFI) akan fokus maksimalkan bisnis aviasi pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .