JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) rupanya masih mengupayakan agar PT Golden Energy Mines bisa melepas saham perdananya tahun ini. Salah satu caranya, perusahaan tambang ini menandatangani
conditional sale and purchase agreement (CSPA) untuk melepas 30% saham anak usahanya tersebut. DSSA telah setuju melepas 30% saham Golden Energy ke GMR Infrastructure Investments Pte Ltd yang berkedudukan di Singapura. Ini adalah salah satu unit bisnis dari GMR Infrastructure Ltd, perusahaan infrastruktur asal India. Penandatangan perjanjian ini dilakukan pekan lalu. "Nilai transaksi diperkirakan berkisar antara US$ 450 juta hingga US$ 550 juta," kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan DSSA Hermawan Tarjono kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Tapi ia enggan menyebut kapan transaksi tersebut akan mulai terlaksana. Pasalnya kedua belah pihak harus memenuhi syarat-syarat yang tertuang dalam CSPA, termasuk adanya persetujuan pemegang saham. Hermawan membeberkan, GMR bukan hanya akan mendapat kepemilikan saham Golden Energy langsung dari DSSA. "Angka 30% tersebut sudah gabungan antara penjualan langsung oleh DSSA dan penjualan melalui IPO Golden Energy," ungkapnya. Artinya, GMR baru benar-benar menggenggam 30% saham Golden Energy di kuartal keempat mendatang. Setelah adanya perjanjian ini, dapat dipastikan
initial public offering (IPO) Golden Energy akan segera terlaksana tahun ini. Hermawan pun mengisyaratkan DSSA akan mulai menawarkan saham anak usahanya tersebut akhir tahun ini. Penuhi kebutuhan batubara Sekadar catatan, DSSA awalnya berniat menggelar penawaran saham perdana Golden Energy di kuartal pertama 2011 lalu. Namun rencana tersebut akhirnya mundur hingga kuartal ketiga. Belakangan, pengelola DSSA malah tidak yakin IPO anak usahanya bisa digelar di kuartal tersebut. Penyebabnya, calon investor strategis dari luar negeri belum mendapat izin dari pemerintahnya untuk berinvestasi di Golden Energy.
Bloomberg melaporkan, GMR Infrastructure akan membiayai transaksi ini dengan kombinasi utang dan kas internal, di mana transaksi yang baru dicatatkan setelah terjadi. Langkah GMR membeli 30% saham Golden Energy disinyalir sebagai langkah untuk mengamankan pasokan batubara di India. Maklum saja, salah satu perusahaan tambang milik kelompok usaha Sinarmas tersebut diperkirakan memiliki cadangan batubara lebih dari 860 juta ton, dengan sumber daya mencapai Rp 1,9 miliar. Selain itu, batubara yang ditambang oleh Golden Energy merupakan batubara dengan kalori berkisar antara 4.000-5.000 kilo kalori per kilogram (kkal/kg). Batubara jenis inilah yang biasanya digunakan pembangkit listrik di India
Dari akuisisi ini, GMR memang mendapat hak membeli batubara dari Golden Energy untuk 25 tahun ke depan, dengan jumlah pembelian meningkat kurang lebih 10 juta metrik ton per tahun. "Kami akan menggunakan batubara tersebut untuk konsumsi kami sendiri, tapi di tahun-tahun awal, kami akan menjual sebagian dari batubara tersebut," kata Ahshis Basu, Wakil Presiden Eksekutif GMR, seperti dikutip
Bloomberg, Jumat (12/8). Hal ini senada dengan pernyataan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan. Beberapa waktu lalu, Gita sempat menyebutkan niatan GMR berinvestasi di Indonesia. Menurutnya perusahaan asal negeri sungai Gangga ini berniat menginvestasikan US$ 5 miliar, antara lain untuk membangun rel kereta, bandar udara dan pembangkit listrik di Indonesia. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Bengalor ini disebut-sebut telah mengakuisisi lahan batubara di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie