KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen GO-JEK telah membangun sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) guna memberantas sindikat order fiktif. Dengan sistem ini, penyedia aplikasi transportasi daring asal Indonesia ini mampu mendeteksi fenomena yang populer dengan sebutan order "tuyul" tersebut dengan akurasi tinggi. GO-JEK menyatakan sistemnya mampu tangkal order fiktif sebelum sampai ke aplikasi mitra driver dan memiliki tingkat akurasi deteksi penggunaan GPS palsu hingga 98%. "Salah satu keberhasilan sistem kami adalah mengindentifikasi order fiktif yang kemudian kami laporkan untuk ditangkap dan ditindak secara hukum oleh Polda Metro Jaya," ujar Hans Patuwo, Chief Operation Officer GO-JEK dalam keterangan tertulis, Kamis (14/2). Baru-baru ini Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya menjerat sindikat pelaku order fiktif berdasarkan laporan yang GO-JEK yang diajukan pada 28 Januari 2019. Beberapa oknum berhasil dibekuk karena terbukti bertindak sebagai koordinator sindikat pelaku order fiktif yang telah mengganggu ketenangan mitra driver GOJEK dalam mencari nafkah.
GO-JEK manfaatkan sistem kecerdasan buatan untuk berantas order fiktif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen GO-JEK telah membangun sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) guna memberantas sindikat order fiktif. Dengan sistem ini, penyedia aplikasi transportasi daring asal Indonesia ini mampu mendeteksi fenomena yang populer dengan sebutan order "tuyul" tersebut dengan akurasi tinggi. GO-JEK menyatakan sistemnya mampu tangkal order fiktif sebelum sampai ke aplikasi mitra driver dan memiliki tingkat akurasi deteksi penggunaan GPS palsu hingga 98%. "Salah satu keberhasilan sistem kami adalah mengindentifikasi order fiktif yang kemudian kami laporkan untuk ditangkap dan ditindak secara hukum oleh Polda Metro Jaya," ujar Hans Patuwo, Chief Operation Officer GO-JEK dalam keterangan tertulis, Kamis (14/2). Baru-baru ini Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya menjerat sindikat pelaku order fiktif berdasarkan laporan yang GO-JEK yang diajukan pada 28 Januari 2019. Beberapa oknum berhasil dibekuk karena terbukti bertindak sebagai koordinator sindikat pelaku order fiktif yang telah mengganggu ketenangan mitra driver GOJEK dalam mencari nafkah.