KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap PT Perindustrian Njonja Meneer (dalam pailit) Rachmat Gobel melalui Gobel Internasional tengah melakukan valuasi terhadap merek Nyonya Meneer. Kuasa hukum Rachmat Gobel, Aji Wijaya mengatakan, timnya saat ini sedang melakukan valuasi terhadap merek yang masih aktif. "Diharapkan proses tersebut dapat selesai Minggu depan," ungkapnya kepada KONTAN, Minggu (8/10). Sekadar tahu saja, sebanyak 72 merek Nyonya Meneer yang saat ini terdaftar di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual. Namun sayangnya, mayoritas merek tersebut telah kadaluarsa. Aji menjelaskan, pihaknya telah melakukan uji tuntas terhadap perusahaan. Sebab, awalnya Rachmat Gobel tertarik untuk mengambil alih perusahaan. Namun sayangnya, saat proses tersebut dilakukan Bank Papua memilih untuk mengesekusi jaminannya. Sehingga, hal tersebut yang membuat sang taipan melakukan valuasi kembali terhadap merek-merek Nyonya Meneer. Terlebih, memiliki merek Nyonya Meneer dianggap lebih menguntungkan dibandingkan hanya memiliki pabriknya saja. Adapun Aji bilang, kliennya yang saat ini bergerak di bidang elektronik, melihat adanya pasar yang terbuka terhadap jamu. Sebab, masyarakat saat ini cenderung memilih serba herbal. Mendengar, ada dua pihak lain yang sama-sama berminat, Aji hanya bilang, "syukur-syukur bisa bersinergi." Salah satu kurator Njonja Meneer Ade Liansyah mengatakan, ada tiga pihak yang sebelumnya tertarik mengambil alih perusahaan. Tanpa menyebutkan siapa ketiga pihak tersebut, saat ini dirinya sedang melakukan perpanjangan atas merek yang telah kadaluarsa. "Sudah sudah dilakukan pekan lalu," tambah Ade. Sehingga pihaknya menunggu hasil dari perpanjangan itu dan kemudian untuk melelangnya. Terkait jaminan Bank Papua berupa 11 tanah dan bangunan pabrik yang telah laku terjual pun, kurator belum mengetahui siapa pembelinya. Alasannya, pihak kurator belum juga menerima risalah tertulis hasil lelang dari Bank Papua ataupun kantor lelang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gobel sedang valuasi merek Nyonya Meneer
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap PT Perindustrian Njonja Meneer (dalam pailit) Rachmat Gobel melalui Gobel Internasional tengah melakukan valuasi terhadap merek Nyonya Meneer. Kuasa hukum Rachmat Gobel, Aji Wijaya mengatakan, timnya saat ini sedang melakukan valuasi terhadap merek yang masih aktif. "Diharapkan proses tersebut dapat selesai Minggu depan," ungkapnya kepada KONTAN, Minggu (8/10). Sekadar tahu saja, sebanyak 72 merek Nyonya Meneer yang saat ini terdaftar di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual. Namun sayangnya, mayoritas merek tersebut telah kadaluarsa. Aji menjelaskan, pihaknya telah melakukan uji tuntas terhadap perusahaan. Sebab, awalnya Rachmat Gobel tertarik untuk mengambil alih perusahaan. Namun sayangnya, saat proses tersebut dilakukan Bank Papua memilih untuk mengesekusi jaminannya. Sehingga, hal tersebut yang membuat sang taipan melakukan valuasi kembali terhadap merek-merek Nyonya Meneer. Terlebih, memiliki merek Nyonya Meneer dianggap lebih menguntungkan dibandingkan hanya memiliki pabriknya saja. Adapun Aji bilang, kliennya yang saat ini bergerak di bidang elektronik, melihat adanya pasar yang terbuka terhadap jamu. Sebab, masyarakat saat ini cenderung memilih serba herbal. Mendengar, ada dua pihak lain yang sama-sama berminat, Aji hanya bilang, "syukur-syukur bisa bersinergi." Salah satu kurator Njonja Meneer Ade Liansyah mengatakan, ada tiga pihak yang sebelumnya tertarik mengambil alih perusahaan. Tanpa menyebutkan siapa ketiga pihak tersebut, saat ini dirinya sedang melakukan perpanjangan atas merek yang telah kadaluarsa. "Sudah sudah dilakukan pekan lalu," tambah Ade. Sehingga pihaknya menunggu hasil dari perpanjangan itu dan kemudian untuk melelangnya. Terkait jaminan Bank Papua berupa 11 tanah dan bangunan pabrik yang telah laku terjual pun, kurator belum mengetahui siapa pembelinya. Alasannya, pihak kurator belum juga menerima risalah tertulis hasil lelang dari Bank Papua ataupun kantor lelang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News