KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir-akhir ini publik sedang di ramaikan dengan kasus penipuan hilangnya dana konsumen Gojek di dompet digital akibat penipuan berkedok mitra gojek. Seiring dengan santer nya kabar ini, pihak gojek tentu tak hanya diam. Sebagai langkah untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, ke depannya pihak gojek akan melakukan pengembangan dari sisi teknologi dan juga melakukan edukasi kepada masyarakat.
Baca Juga: Gojek siapkan teknologi untuk memitigasi penipuan VP Region Corporate Affairs Gojek Michael Reza Say mengatakan, dari pihak gojek sendiri sebetulnya ada dua hal yang sedang dilakukan sekarang, yang pertama dari sisi teknologinya sendiri. "Jadi dari sisi preventif nya sendiri kami ini sekarang lagi mengembangkan beberapa teknologi yang akan kami umumkan dalam beberapa waktu kedepan khususnya untuk mengurangi dampak atau meminimalisir terjadinya
social engineering di dalam aplikasi kami," ujar Michael di Jakarta pada Selasa (14/1). Menurut michael yang ramai akhir-akhir ini adalah kasus
social engineering. "Jadi sebenarnya yang terjadi disini yang menjadi korban adalah dua yang yaitu pengguna dan sebetulnya
driver juga menjadi korban," katanya. Kedua, terkait dengan edukasi. Gojek akan terus melakukan edukasi terkait dengan OTP
(One-Time Password). Michael menjelaskan, OTP itu sebenarnya kalau di bank ibarat pin, OTP itu benar-benar personal yang hanya bisa digunakan oleh diri sendiri.
Baca Juga: Tak hanya merchant, Gopay gunakan QRIS untuk kampus hingga sedekah "Jadi ibaratnya kalau
credit card tuh kayak ada
nomor security di belakang kartunya bahkan sms kami pun cukup jelas ya jadi kalau dapat OTP mohon untuk tidak di bagikan kepada siapapun. Jadi edukasi yang lebih mendalam mengenai OTP itu akan kami laksanakan," katanya. Michael juga mengatakan, Gojek menghimbau kepada para konsumen agar jangan pernah melakukan transaksi di luar aplikasi gojek. "Jadi misalnya kalau ada oknum yang menelepon dan mengatakan uang nya kurang dengan mengatasnamakan mitra untuk men-transfer ke
virtual account, ini sangat tidak saya sarankan," ujar Michael. Karena menurut Michael, gojek tidak akan melakukan transaksi di luar aplikasi. Jadi dari sisi gojek, akan mengembangkan teknologi dari sisi preventif, yang kedua dari sisi edukasi ke masyarakat karena pengetahuan ini belum banyak orang yang sebetulnya belum paham.
Baca Juga: Waduh, pengguna GoJek kehilangan Rp 28 juta karena ditipu lewat aplikasi Jadi yang akhir-akhir ini terjadi, Michael menyebut bahwa itu adalah penipuan yang mengatasnamakan
driver gojek. "Kasihan mitra-mitra kita yang asli, yang berjuang setiap hari untuk bantu kita dalam keseharian kita, harus tercoreng reputasinya hanya dengan kasus seperti ini," menurutnya. Dari pihak gojek sebetulnya ada beberapa hal yang sudah dilakukan, yaitu dari sisi pelaporan. "yang sudah terjadi ini kami selalu lakukan pendampingan mulai dari buat pelaporan ke polisi karena ini murni penipuan sebetulnya, penipuan yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan
driver gojek," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .